terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Tissa Biani Ungkap Dirinya Takut Kerokan, Ini Alasannya - my blog
Apr 5th 2025, 18:00, by Caroline Pramantie, kumparanHITS
Tissa Biani pemeran film Mungkin Kita Perlu Waktu saat berkunjung ke kumparan di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Tissa Biani bermain dalam film terbaru berjudul Mungkin Kita Perlu Waktu. Film arahan sutradara Teddy Soeriaatmadja itu mengangkat trauma yang dialami salah satu keluarga.
Saat berkunjung ke kumparan, Tissa Biani sempat membahas soal trauma yang pernah dia rasakan di masa lalu. Kekasih Dul Djaelani ini mengaku pernah trauma pada kerokan.
"Kalau aku pernah kehilangan orang yang paling aku sayang. Ada ceritanya dia meninggal karena abis kerokan, dia papaku," tutur Tissa kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Tissa Biani pemeran film Mungkin Kita Perlu Waktu saat berkunjung ke kumparan di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Tissa masih ingat betul momen sang ayah sebelum mengembuskan napas terakhirnya. Tissa menyebut sang ayah sempat kerokan.
Setelah kepergian sang ayah, Tissa jadi takut dengan kerokan.
"Kira-kira setahun atau dua tahun aku jadi takut kalau kerokan. Setiap melihat koin jadi kayak, enggak lah," tutur Tissa.
"Misalnya, kalau masuk angin, kan, biasanya obatnya dikerokin, tapi semenjak kejadian itu jadi 'gak mau, gak mau'," tambahnya.
Akan tetapi, bntang film KKN Desa Penari itu, mengaku sudah bisa keluar dari trauma tersebut. Tissa mengambil banyak pelajaran dari kejadian tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Tissa juga kian berdamai dengan takdir dan kenyataan atas kepergian sang ayah.
"Mengikhlaskan pasti, karena kan itu hidup harus dijalanin, dan ya ini adalah sebuah takdir aja dan menjadi sebuah perjalanan cerita dalam hidup ku," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar