terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Rupiah Sempat Rp 17.000 per Dolar AS, Airlangga: Masih Relatif Terjaga - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Rupiah Sempat Rp 17.000 per Dolar AS, Airlangga: Masih Relatif Terjaga
Apr 8th 2025, 15:59, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS

Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan nilai tukar Rupiah masih tetap terjaga, meskipun nilainya sempat menembus Rp 17.000 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah makin terpuruk setelah Presiden AS Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif impor minimum sebesar 10 persen untuk seluruh negara. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah anjlok ke level terburuk, Rp 17.217 per Dolar AS pada Senin (7/4) pukul 09:16 WIB atau pukul 22:16 waktu New York, Minggu (6/4).

Airlangga mengatakan, meskipun ada pelemahan nilai tukar Rupiah, mata uang negara lain mengalami penurunan yang lebih besar terhadap dolar AS, salah satunya Yen Jepang.

"Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga, walaupun ada pelemahan tetapi kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang, pelemahannya itu sampai 50 persen, demikian pula beberapa negara lain," jelasnya saat Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4).

Menurut dia, pelemahan nilai tukar ini juga disoroti oleh pihak pemerintah AS, yang menyebut kondisi ini sebagai manipulasi nilai tukar atau currency manipulator.

"Bahkan Amerika menggugat pelemahan curreceny itu sebagai currency manipulator. Jadi itu dimasukkan sebagai bagian daripada non tariff barrier," kata Airlangga.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah dan Bank Indonesia sudah mengantisipasi fluktuasi nilai tukar Rupiah di pembukaan perdagangan hari ini. Dia bersyukur nilainya sudah turun dari posisi Rp 17.000 per dolar AS.

"Nilai tukar kita, Pak Gubernur Bank Indonesia sudah menyampaikan juga beberapa langkah bahkan sebelum pembukaan hari ini, dan Alhamdulillah kita sekarang sudah bisa turun di bawah Rp 17.000," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengahdiri cara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa (8/4/2025). Foto: @SekretariatPresiden
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengahdiri cara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa (8/4/2025). Foto: @SekretariatPresiden

Adapun per hari ini pukul 15.40 WIB, nilai tukar Rupiah berdasarkan laman Bloomberg memperlihatkan levelnya berada di Rp 16.891 per dolar AS.

Meski begitu, Sri Mulyani menilai dinamika pasar keuangan dan pasar modal masih akan tetap ada. Dia menjamin gejolaknya bisa diredam salah satunya melalui instrumen obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN).

"Dinamika ini seperti harga saham, nilai tukar maupun dalam hal ini obligasi surat berharga itu seperti pair, kita itu seperti shock absorber.

Karena shocknya terjadi ini adalah bentuk respons yang mungkin harus terbiasa kita lihat namun tidak berarti kita kemudian shifting attentionnya dari fondasi yang tetap harus dijaga," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani menjelaskan, tekanan di pasar keuangan yang tinggi beberapa waktu ini sebetulnya bukan hal yang baru. US Treasury baik yang 2 tahun maupun 10 tahun sedikit menurun karena dianggap safe haven, namun Dolar Index juga melemah.

"Jadi kepercayaan 100 persen terhadap dolar juga mulai menurun. Sementara Fixed Index yaitu volatility juga meningkat tapi kalau kita bandingkan pada saat COVID kenaikannya sebetulnya masih relatively manageable," jelasnya.

"Tapi ini menggambarkan suasananya alarmnya mulai berbunyi jadi kita harus juga tetap hati-hati tanpa panik," kata Sri Mulyani.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: