terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Airlangga: Amerika Bukan Satu-satunya Market yang Membuat Kita Susah - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Airlangga: Amerika Bukan Satu-satunya Market yang Membuat Kita Susah
Apr 8th 2025, 17:33, by Muhammad Darisman, kumparanBISNIS

Presiden Indonesia Prabowo Subianto bereaksi saat berbicara dengan Airlangga Hartarto, Menteri Perekonomian Indonesia, pada pertemuan ekonomi dengan topik "Memperkuat Ketahanan Perekonomian Nasional" di Jakarta, Indonesia, 8 April 2025.  Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Presiden Indonesia Prabowo Subianto bereaksi saat berbicara dengan Airlangga Hartarto, Menteri Perekonomian Indonesia, pada pertemuan ekonomi dengan topik "Memperkuat Ketahanan Perekonomian Nasional" di Jakarta, Indonesia, 8 April 2025. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan dampak dari potensi kenaikan tarif impor Amerika Serikat terhadap produk Indonesia masih bisa dikendalikan. Dia menegaskan, ketergantungan ekspor Indonesia terhadap pasar Amerika relatif kecil dibanding negara lain di kawasan Asia.

"Ekspor kita ke Amerika itu hanya 2,2 persen dari kita punya PDB. Berbeda dengan Vietnam, 33 persen PDB mereka tergantung daripada ekspor," ujar Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4).

Menurutnya, Indonesia masih memiliki ruang untuk menjaga stabilitas ekonomi karena struktur ekspornya yang lebih terdiversifikasi. Bahkan, tekanan dari Amerika dapat direspons dengan membuka pasar lain yang lebih potensial.

"Amerika bukan satu-satunya market yang membuat kita susah. Kita bisa antisipasi ini Pak Presiden," tegas Sri Mulyani.

Ia memaparkan, negara tujuan ekspor utama Indonesia saat ini adalah Tiongkok dengan nilai mencapai USD 60 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar USD 26 miliar, dan India USD 20 miliar. Dengan kondisi tersebut, Airlangga menilai Indonesia tidak sepenuhnya bergantung pada satu negara tujuan ekspor.

Selain itu, kenaikan tarif dari Amerika diperkirakan tidak akan terlalu berdampak besar pada daya saing produk Indonesia, terutama di sektor tekstil dan alas kaki. Airlangga menyebut, tarif yang dikenakan terhadap produk dari negara pesaing seperti China, Vietnam, Kamboja, dan Bangladesh justru lebih tinggi dibanding Indonesia.

"Kalau kita lihat dari negara pesaing kita China, Vietnam, Kamboja, Bangladesh tarifnya lebih tinggi dari kita. Jadi ini malah ada kesempatan kita untuk marketplace mereka," jelasnya.

Ia menambahkan, untuk produk seperti sepatu dan pakaian, selisih antara biaya impor dan harga jual di pasar Amerika masih sangat lebar.

"Produk kita rata-rata harga jual sepatu itu USD 15 sampai USD 20. Sehingga biaya masuknya itu 6 dolar padahal harga beli di sana USD 70 sampai USD 80," jelas Airlangga.

"Jadi dampaknya tidak sebesar 30 persen. Nah baju pun demikian pak, kita USD 20 sampai USD 25, dijualnya di sana USD 80 sampai USD 100 juga," sambungnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: