terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
KSP Sebut Tarif Impor 32 Persen dari AS Bukan Tiba-tiba, RI Sudah Antisipasi - my blog
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Edy Priyono. Foto: Kantor Staf Presiden RI
Kantor Staf Kepresidenan (KSP) memastikan pemerintah telah mengantisipasi sejak dini kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia sebesar 32 persen. Plt Deputi II KSP, Edy Priyono, mengungkapkan kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump tersebut sebenarnya tidak mendadak.
"Pada dasarnya sebenarnya kita sudah melakukan antisipasi dan mitigasi sejak (dini), karena kebijakan Trump itu bukan sesuatu yang tiba-tiba dalam hitungan hari," kata Edy Priyono dikutip dari Antara, Jumat (4/4).
"Sebelumnya kita sudah tahu bahwa arahnya akan ke situ. Yang kita baru tahu itu kan tarifnya, resiprokal kita 64 persen, setelah didiskon jadi separuhnya, 32 persen," tambahnya.
Edy tidak bisa mengonfirmasi apakah ada arahan khusus dari Presiden Prabowo Subianto terkait kebijakan tarif timbal balik yang ditetapkan Trump. Namun, ia mengatakan kalau Kepala Staf Kepresidenan A.M. Putranto sudah memberikan arahan untuk menganalisis dampak kebijakan dari Trump terhadap Indonesia.
Presiden Donald Trump menyampaikan pidato mengenai tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
"Kami sudah lakukan (analisa dampak kebijakan Trump). Tentu saja kalau detailnya kita tidak bisa sampaikan di sini," ujar Edy.
Edy menegaskan tarif itu dikenakan untuk produk dari berbagai negara, bukan hanya Indonesia. Sehingga secara teori, kata Edy, demand atau permintaan dari AS akan turun.
Meski tarif tersebut bervariasi antarnegara, Edy berharap hal itu tidak akan mengganggu daya saing Indonesia dengan negara lain.
"Kita tentu saja berusaha untuk melakukan yang terbaik, termasuk kemungkinan untuk kemudian melakukan lobi dan sebagainya, itu sebagai sesuatu yang wajar," ujar Edy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar