terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Polisi Tangkap Komplotan Love Scam: Incar Wanita Profesi Dokter hingga Lawyer - my blog
Jan 28th 2025, 15:07, by Abid Raihan, kumparanNEWS
Polsek Gambir menangkap komplotan love scam yang beroperasi di Apartemen Batavia, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka menggaet wanita mapan lewat aplikasi kencan dan ditawari investasi bodong.
Kapolsek Gambir, Kompol Rezeki R. Respati mengungkap komplotan ini menggunakan beberapa aplikasi kencan yang berbeda. 17 dari 20 orang yang diamankan berperan sebagai operator aplikasi kencan dan WhatsApp, sementara tiga orang sebagai leader atau eksekutor para korban saat sudah mau berinvestasi.
Sejumlah tersangka yang ditangkap antara lain INB (43), AKP (27), dan RW (27) sebagai pengeksekusi atau leader. MAM (27), MAAN (25), RN (26), APW (27), ES (28), SAAH (24), FR (25), AZ (22), SR (27), BKL (38), MYK (25), AR (31), DH (19), ANG (18), HJZ (21), NZ (19), dan MR (25) sebagai operator. Sementara, bos besarnya, AJY yang merupakan WN China, masih buron.
"Awalnya, mereka membuka aplikasi di OKC, Bumble, Tinder dan lain-lain dan memasang foto mereka seolah sebagai laki-laki tapi pakai foto profil orang lain yang menarik, jadi korbannya adalah wanita," ujar Rezeki di Polsek Gambir, Selasa (28/1).
"Mereka mencari korban menengah ke atas seperti lawyer, dokter, dan lain sebagainya," sambungnya.
Usai didekati bak PDKT dengan gebetan, mereka diajak pindah ke WhatsApp.
"Terdeteksi ada nomor asing Singapura dan juga Malaysia, jadi mengerucut. Kemudian setelah masuk ke WA, mereka menyarankan untuk investasi di dalam aplikasi Wish. Aplikasi ini dibuat seolah-olah aplikasi asli yang mana mereka menjanjikan keuntungan 10 sampai 25 persen apabila berinvestasi di dalam aplikasi tersebut," ujar Rezeki.
Usai tertipu daya, para korban diajarkan oleh para leader untuk berinvestasi di aplikasi bodong itu menggunakan mata uang Kripto.
"Nah di sini yang masih kami dalami karena transaksinya tidak menggunakan mata uang rupiah atau mata uang secara konvensional. Seperti kita kalau bisa lihat dari bank-bank, bukan. Tapi ini adalah menggunakan mata uang Kripto. Jadi dia menukar ke mata uang Kripto, mengganti ke USD," ujar Rezeki.
"Baru dimasukkan ke dalam e-wallet, ke dalam deposit. Kemudian masuk ke dalam aplikasi OKX atau Binance. Nah di sini lebih mengerucut lagi," sambungnya.
Usai dari situ, uang-uang digital para korban dikelola oleh AJY yang masih menjadi buronan.
"Nah di sini baru peran yang selanjutnya yang akan dikelola oleh atasnya yang lebih tinggi," tutur Rezeki.
Kini, polisi masih mendalami berapa keuntungan yang didapatkan oleh komplotan ini. Nilai kerugian korban juga masih ditaksir.
"Kalau keuntungan masih dalam tahapan penyelidikan. Karena kendalanya adalah masuknya ke dalam koin Kripto. Jadi koin Kripto ini masih harus kita dalami lagi, kalau mudah-mudahan kita dapat mencari DPO kita, yang bosnya otak utamanya ini sehingga kita dapat membongkar berapa kerugian totalnya," ujarnya.
Dalam penggerebekan yang dilakukan pada Rabu, (22/1) lalu, polisi mengamankan 94 unit ponsel, 28 laptop Lenovo, serta puluhan kartu perdana Telkomsel dan XL yang diduga digunakan untuk menjalankan aksi penipuan. Selain itu, polisi juga menemukan dua paket plastik klip berisi sabu dengan berat bruto 0,62 gram serta alat hisap bong.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 28 ayat (1) jo Pasal 45A ayat (1) UU ITE serta Pasal 35 jo Pasal 51 ayat (1) UU ITE, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara dan/atau denda hingga Rp 12 miliar.
Saat ini, polisi masih mendalami jaringan ini dan menduga ada lebih banyak korban yang belum melapor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar