terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Kata-kata Positif yang Diucapkan Ibu Bisa Naikkan Hormon Cinta pada Bayi, Lho! - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kata-kata Positif yang Diucapkan Ibu Bisa Naikkan Hormon Cinta pada Bayi, Lho!
Jan 3rd 2025, 13:54, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM

Ilustrasi ibu menggendong bayi di sisi kiri. Foto: zEdward_Indy/Shutterstock
Ilustrasi ibu menggendong bayi di sisi kiri. Foto: zEdward_Indy/Shutterstock

Berbicara dengan bayi merupakan salah satu aktivitas yang tidak boleh dilewatkan ibu saat sedang bersama. Meski bayi belum memahami apa yang ia dengar dari orang-orang di sekitarnya, tetapi rupanya kata-kata yang Anda ucapkan bisa memengaruhi produksi hormon oksitosin si kecil, lho! Kok bisa?

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan oleh University College London (UCL), yang dipublikasikan di Science Daily, mengungkap sebuah temuan mengejutkan. Temuan tersebut menjelaskan hubungan menarik antara kata-kata yang Anda gunakan saat Anda berbicara dengan bayi terhadap peningkatan hormon oksitosin-nya.

Hormon oksitosin, atau yang dikenal dengan hormon cinta, memainkan peranan penting dalam membangun ikatan sosial, membangun kepercayaan, hingga pemahaman emosional. Hormon ini berperan dalam menciptakan dan memperkuat hubungan dan memberi perasaan bahagia.

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Development and Psychopathology, cara orang tua berbicara dengan bayinya, --terutama saat bertutur kata dengan lembut--, dapat memiliki dampak yang terukur pada perkembangan emosional dan emosionalnya.

Bagaimana Penelitian tentang Peningkatan Hormon Oksitosin pada Bayi Lewat Kata-kata Ini Dilakukan?

Motherly melansir, studi ini mengamati 62 pasangan ibu dan bayi (usia ibu antara 23-44 tahun, dan bayi berusia 3-9 bulan), dan bagaimana mereka berinteraksi secara alami. Peneliti mencoba menganalisis cara ibu dalam mencurahkan pikiran, perasaan, dan keinginan mereka pada bayinya, hanya selama lima menit waktu bermain bersama.

Misalnya, ketika bayi menunjukkan minat pada mainan yang ibunya pegang, kemudian sang ibu mengucapkan: "Kamu suka mainan ini, sayang?" atau "Wah, senang banget ya lihat mainan ini". Ya, kata-kata yang bisa menggambarkan emosi dan tindakan positif yang dilakukan ibu pada bayinya.

Ilustrasi ibu dan bayi yang sedang belajar duduk. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi ibu dan bayi yang sedang belajar duduk. Foto: Shutter Stock

Kemudian, peneliti mengumpulkan sampel air liur dari bayi-bayi tersebut untuk diukur kadar oksitosinnya. Dan hasilnya ternyata mengejutkan! Bayi yang ibunya secara teratur memperlihatkan perasaannya ketika ngobrol memiliki kadar oksitosin yang jauh lebih tinggi.

Peneliti utama, Dr. Kate Lindley Baron-Cohen dari UCL Psychology & Language Sciences, menyampaikan bahwa pihaknya sudah sejak lama meneliti hubungan hormon oksitosin dan dampaknya pada hubungan sosial.

"Sudah lama diketahui bahwa hormon oksitosin terlibat dalam hubungan sosial yang lebih intim, termasuk keterikatan antara ibu dan anaknya. Untuk pertama kalinya, kami menemukan bahwa seberapa sering seorang ibu berbicara kepada bayinya tentang pikiran dan perasaan bayinya, ternyata berkorelasi dengan kadar oksitosin bayi mereka," jelas Baron-Cohen.

Pentingnya Dukungan Bagi Ibu Setelah Melahirkan untuk Menciptakan Interaksi yang Positif

Studi tersebut juga mengungkap bahwa ibu yang mengalami depresi pascapersalinan cenderung tidak terlalu memperhatikan bayi mereka sebanyak dengan para ibu yang tidak mengalaminya.

Maka dari itu, peneliti mendorong adanya dukungan pada kesehatan mental ibu setelah melahirkan. Yang tidak hanya berperan dalam kesejahteraan ibu saja, tetapi juga membantu bayi untuk berkembang secara sosial dan emosional.

"Studi ini menunjukkan hubungan psiko-biologis baru antara ibu dan bayinya. Studi ini juga menyoroti peran penting ibu dalam perkembangan awal anak mereka. Dan bagaimana ibu yang mengalami depresi perlu mendapat dukungan untuk memfasilitasi perkembangan sosial anak mereka," jelas Baron-Cohen.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: