terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Bagaimana di Indonesia? - my blog
Nov 14th 2024, 14:00, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM
Australia akan melarang anak-anak berusia di bawah 16 tahun untuk menggunakan media sosial. Aturan larangan ini digadang sebagai paket kebijakan yang akan mulai berlaku pada akhir tahun depan. Aturan resminya baru akan dibawa ke parlemen Australia di akhir tahun ini.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengumumkan rencana larangan anak di bawah 16 tahun bermain media sosial, beberapa waktu lalu. Albanese beralasan media sosial membahayakan bagi anak-anak, sehingga pihaknya ingin mencoba menghentikan dampaknya tersebut.
Albanese menyebut aturan ini tidak ada pengecualian, sekalipun anak-anak sudah mendapat izin dari orang tua untuk menggunakan media sosial.
"Tanggung jawab akan berada pada platform media sosial untuk menunjukkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mencegah akses. Tanggung jawabnya bukan pada orang tua atau kaum muda," kata Albanese, seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Menurut Menteri Komunikasi Australia Michelle Rowland, media sosial yang akan terdampak larangan ini adalah Instagram, Facebook, TikTok, dan X atau dulunya Twitter. Rowland menyebut adanya aturan larangan ini didasarkan pada sejumlah hasil studi yang mengungkap dampak negatif platform sosial terhadap perkembangan mental.
Ia menjelaskan, rentang usia 14 hingga 16 tahun masih menjadi bahan kajian, mengingat banyak platform sosial yang sudah memberikan akses bagi pengguna berusia minimal 13 tahun.
Sebagai upaya untuk membatasi penggunaan media sosial pada anak-anak, Australia juga kini tengah menguji sistem verifikasi usia yang dirancang agar anak-anak tidak dapat mengakses platform media sosial, Moms. Belum ada negara lain yang mencoba sistem verifikasi usia seperti Australia, sehingga aturan ini akan menjadi salah satu yang paling ketat di dunia.
Bagaimana Aturan Media Sosial Bagi Anak di Indonesia?
Sejumlah negara telah memiliki aturan tentang pemanfaatan media sosial, yang di dalamnya juga membahas usia minimum pengguna media sosial.
Dikutip dari kumparanTECH, kebanyakan negara menetapkan 13 tahun adalah batas usia minimum menggunakan media sosial. Sebab, sebagian besar media sosial berasal dari AS, dan AS menetapkan usia 13 tahun sebagai usia termuda pengguna media sosial.
Nah Moms, di Indonesia, saat RUU Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) masih dalam tahap pembahasan tahun 2020 lalu, ada salah satu poin yang mengatur batasan usia pengguna media sosial.
Dalam RUU itu disebutkan pengguna media sosial di Indonesia minimal harus berusia 17 tahun. Di bawah usia tersebut, maka harus mendapat persetujuan dari orang tua. Selain itu juga akan mensyaratkan mekanisme identifikasi yang melibatkan orang tua ketika anak di bawah 17 tahun akan membuka akun media sosial.
Batasan usia ini merupakan adopsi dari General Data Protection Regulation, atau UU PDP yang berlaku di Uni Eropa. Namun, sayangnya ketika UU ini disahkan pada 2022 lalu, batasan usia batal dimasukkan dalam aturan.
Menurut Anda, perlu enggak sih Indonesia menerapkan aturan larangan bermain media sosial bagi anak-anak di bawah 16 tahun?
Dampak Positif dan Negatif Anak Beranjak Remaja Bermain Media Sosial
Nah Moms, paparan media sosial sebenarnya tidak selalu buruk. Apalagi, apa yang dilihat dan dilakukan di media telah terbukti berdampak pada perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anak-anak beranjak remaja. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk memahami apa saja dampak positif dan negatif media sosial bagi anak-anak hingga remaja.
Dampak Positif
1. Hiburan dan Cara Ekspresikan Diri
Mom Junction melansir, berbagai platform media sosial sebenarnya dapat membantu menyediakan ruang bagi anak untuk berinteraksi dengan orang-orang dengan minat sama dari berbagai belahan dunia. Sehingga, anak akan menemukan berbagai interaksi dan hiburan yang bisa memuaskan ekspresi dirinya, serta membantu meningkatkan kepercayaan dan harga diri mereka.
2. Sumber Inspirasi
Di platform media sosial, TV, maupun koran, anak juga bisa menemukan tokoh atau kisah inspiratif. Anda bisa menyaksikan bersama tokoh-tokoh inspiratif tersebut untuk memotivasinya jadi seseorang yang sukses di masa depan.
3. Kembangkan Keterampilan Sosial
Beberapa anak praremaja memiliki kepribadian introvert dan kurang suka berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, media sosial bisa menjadi wadah mereka untuk berinteraksi dengan hal-hal yang disukainya. Sehingga, anak diharapkan tetap bisa mengembangkan kemampuan berkomunikasi meski kepribadiannya cenderung pendiam dan suka menyendiri.
4. Belajar Pengetahuan Umum
Bukan tidak mungkin, lewat media, anak-anak juga akan mencari tahu informasi terkini terkait situasi politik, sosial, dan kebudayaan. Hal ini akan membantu memperkaya isu-isu pengetahuan umum dan mendorong dirinya jadi kritis.
5. Akses ke Kesehatan
Media sosial juga kerap memberikan informasi tentang kesehatan, baik fisik dan mental. Sebab, pada umur-umur praremaja dan remaja, anak cenderung bisa mengalami berbagai masalah kesehatan. Mulai dari depresi, obesitas, dan lainnya. Lewat media sosial, mereka bisa terbantu untuk menentukan pilihan gaya hidup yang lebih sehat dan valid.
Dampak Negatif
1. Masalah Tumbuh Kembang dan Kesehatan
Media, terutama media sosial, seringkali dikaitkan dengan menurunnya kemampuan akademik, berkurangnya aktivitas fisik dan durasi tidur, serta interaksi tatap muka. Hal ini dapat berujung pada masalah kesehatan, salah satunya obesitas.
2. Citra Tubuh Tidak Realistis
Paparan beragam konten yang disaksikan di media sosial bisa menciptakan citra tubuh yang dianggap ideal. Seperti misalnya, anak perempuan yang kurus dan putih seringkali dianggap paling cantik. Sayangnya, ungkapan tersebut bisa menurunkan harga diri anak yang jadi tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya sendiri.
3. Persepsi yang Salah
Media sosial pun terkadang kerap memberi menggambarkan orang dewasa yang keren adalah jika mereka merokok, ngebut saat berkendara, dan lainnya. Misalnya seperti terlihat dalam film maupun iklan. Namun, perlu dipahami persepsi tersebut tidak tepat untuk anak usia praremaja.
4. Masalah Kesehatan Mental
Anak praremaja juga sedang mencari jati dirinya. Namun sayangnya, beberapa anak justru mendapat intimidasi dan tekanan dari teman sebayanya lewat media sosial. Semua faktor ini bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan mental anak, seperti muncul depresi, cemas, hingga terisolasi.
5. Kemungkinan Perilaku Kekerasan
Dan terakhir, sebuah studi menunjukkan bahwa menyaksikan acara kekerasan di televisi, media sosial, atau bahkan video game dapat meningkatkan perilaku kekerasan pada anak. Aksi kekerasan yang dipertontonkan dapat membuat perilaku anak menjadi agresif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar