terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Dede Yusuf Curhat PPDB: WA Masuk Bertubi-tubi Minta Masuk Sekolah Favorit - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Dede Yusuf Curhat PPDB: WA Masuk Bertubi-tubi Minta Masuk Sekolah Favorit
Jun 19th 2024, 12:07, by Ahmad Romadoni, kumparanNEWS

Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kembali menuai polemik. Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf pun menyoroti kekhawatiran orang tua murid yang takut anaknya tidak bisa masuk ke sekolah favorit.

"PPDB lagi ramai-ramainya ini sudah masuk WhatsApp, SMS, bertubi-tubi yang minta tolong agar masuk ke sekolah-sekolah favorit," kata Dede Yusuf, dalam RDP Panja pembiayaan pendidikan Komisi X DPR RI bersama Kemendikbudristek, Kemendagri, Kemenkeu, dan Bappenas, Rabu (19/6).

Dede mengatakan, Menurutnya, stigma sekolah favorit ini harus dihapuskan. Tujuannya, agar seluruh sekolah memiliki kualitas pendidikan yang merata.

"Padahal ide kita adalah dari dulu adalah sekolah favorit harus dikurangi sehingga bisa merata," katanya.

Sistem sekolah favorit ini membuat orang tua murid berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut. Bahkan, ada yang rela membayar uang hingga jutaan rupiah.

Rapat Kerja Komisi X dengan Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim, soal UKT Mahal di Ruang Sidang Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Rapat Kerja Komisi X dengan Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim, soal UKT Mahal di Ruang Sidang Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan

Untuk menghapus stigma ini, sebenarnya Kemendikbudristek sudah membuat PPDB dengan sistem zonasi. Namun sistem ini justru menimbulkan polemik lain, di antaranya tidak meratanya jumlah sekolah dengan jumlah penduduk yang ada.

Salah satunya di Jawa Tengah. Bahkan, Ombudsman RI menerima 10 aduan tentang permasalahan dalam masa pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah 2024. Antara lain karena masalah zonasi, siswa miskin, aplikasi hingga seragam sekolah.

Hingga saat ini, rapat masih berlangsung.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: