terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Antam Mulai Bangun Smelter RKEF-HPAL Tahun Ini, Pakai Dana Divestasi Rp 7,23 T - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Antam Mulai Bangun Smelter RKEF-HPAL Tahun Ini, Pakai Dana Divestasi Rp 7,23 T
Jun 21st 2024, 11:25, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS

Ilustrasi gedung antam. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ilustrasi gedung antam. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, Nico Kanter, memastikan smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High-Pressure Acid Leach (HPAL), kerja sama dengan China di Halmahera Timur, akan segera dibangun mulai tahun ini.

Nico menjelaskan, Antam sudah meneken joint venture (JV) proyek ekosistem baterai kendaraan listrik bersama China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL), anak usaha Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), pada 28 Desember 2023.

Antam melepas kepemilikan sahamnya PT Sumberdaya Arindo (SDA) sebesar 49 persen kepada CBL. Adapun SDA merupakan pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di kawasan Buli, Halmahera Timur.

Kemudian, Antam juga mendivestasikan sekitar 10 persen kepemilikan sahamnya di PT Feni Haltim (FHT) kepada Hong Kong CBL Limited (HKCBL) yang juga merupakan anak usaha CATL. Nico menyebutkan, Antam meraup Rp 7,23 triliun dari kedua divestasi tersebut.

"Kita harus menyelesaikan pembangunan baik itu RKEF maupun HPAL, ini yang rencananya kita akan mulai konstruksinya di tahun ini tentunya kalau kita harus menyelesaikan JV agreement," katanya saat MINDialogue di Soehanna Hall, Kamis (20/6).

Di sisi lain, Antam juga masih berupaya menggaet mitra dari Korea Selatan untuk JV kedua dari proyek ekosistem kendaraan listrik tersebut untuk menggaet pasar Amerika Serikat. Korea Selatan yang sudah memiliki Free Trade Agreement (FTA) tidak akan terjegal aturan Inflation Regulation Act (IRA).

"Kita mendiversifikasikan strategic partner untuk EV ekosistem kita bagi dua, pertama dengan Cina, yang kedua itu dengan KIA Korea memang masih dalam tahap proses yang sedang berjalan," ungkap Nico.

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Nico Kanter, saat media gathering di Jakarta, Rabu (5/4/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Nico Kanter, saat media gathering di Jakarta, Rabu (5/4/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Selain di sektor hulu (upstream) dan midstream, megaproyek ini juga meliputi sektor hilir (downstream). Di sektor hilir, Antam akan bekerja sama dengan anak perusahaan BUMN, Indonesia Battery Corporation (IBC) bersama HKCBL.

Nico mengungkapkan, total investasi Antam di proyek tersebut mencapai USD 6,87 miliar atau sekitar Rp 113 triliun. Proyek ini mencakup produksi nikel sulfat, precursor, katoda sebagai material baterai, dilanjutkan dengan produksi baterai sel, dan terakhir battery recycling.

"Ini kan perlu pendanaan yang besar, yang kita divestasi kemarin itu hanya bisa kita pakai sebagian saja untuk menjadi modal kita untuk sampai RKEF maupun sebagian untuk HPAL," jelasnya.

Dengan demikian, Nico mengatakan perusahaan masih berupaya mencari pendanaan tambahan. Perusahaan kini sedang menjajaki kerja sama dengan perbankan domestik dan internasional.

"Tentunya kita akan membutuhkan financing, nah ini yang kita juga sedang dalam proses penjajakan, kita juga mencoba bank-bank nasional maupun bank internasional, ini masih dalam tahap awal yang kita lakukan," kata Nico.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: