terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Eri soal Siswa SMP di Surabaya Tewas Tersengat Listrik: Tanggung Jawab Sekolah - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Eri soal Siswa SMP di Surabaya Tewas Tersengat Listrik: Tanggung Jawab Sekolah
May 11th 2025, 19:46 by kumparanNEWS

Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, saat ditemui di Mal Pelayanan Publik Siola, Surabaya, Senin (14/4/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, saat ditemui di Mal Pelayanan Publik Siola, Surabaya, Senin (14/4/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memeriksa kepala sekolah SMP Katolik Angelus Custos Surabaya dengan orang tua siswa kelas IX berinisial SSH (15 tahun).

Pemeriksaan ini terkait dengan insiden SSH yang tewas tersengat listrik di lantai IV rooftop SMA Katolik Frateran Surabaya saat kerja kelompok latihan ujian praktik PJOK.

"Itu di luar jam pelajaran, jam yang sudah ditentukan. Kami sudah melakukan pemeriksaan kepala sekolah dan dengan ortu siswa, kemarin sudah ditemukan oleh Dinas Pendidikan, karena di luar jam sekolah," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada wartawan, Minggu (11/5).

Eri menyebut bahwa peristiwa ini juga menjadi kelalaian dari pihak keamanan sekolah yang tidak mengetahui ada sejumlah siswa berada di rooftop SMA Katolik Frateran Surabaya di luar jam sekolah.

"Ini menjadi kelalaian dari penjaganya. Kok bisa anak tidak pada jam sekolah bisa ada di rooftop. Itu yang kita lagi koordinasikan. Pasti nanti tanggung jawabnya sekolah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan bahwa pihaknya telah mempertemukan antara kepala sekolah dengan orang tua korban.

"Sebelumnya dinas sudah bertemu dengan orang tua, kepala sekolah sudah dipanggil, sudah ketemu," kata Yusuf.

Namun, menurutnya pertemuan ini juga harus melibatkan pihak yayasan sekolah. Sebab, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sekolah yakni yayasan.

Yusuf berencana akan mempertemukan pihak sekolah, orang tua korban dengan yayasan pada pekan depan.

"Sudah panggil yayasan, tapi yang datang kepala sekolah. Harapan saya ketemu yayasan sendiri, yang tanggung jawab sekolah kan yayasan," ucapnya.

"Segera lah (pekan depan), kasihan. Agar sekolah, yayasan, dan orang tua ketemu," tambahnya.

Ia berharap peristiwa ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Harapan saya begitu (bisa diselesaikan), secara kekeluargaan. Untuk kepentingan anak nggak ada benar dan salah. Ini kepentingan anak," ujarnya.

SMA Katolik Frateran Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
SMA Katolik Frateran Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan

Sekilas kasus

Ayah korban, Tanu Hariadi, menceritakan peristiwa itu terjadi pada tanggal 28 Maret 2025. Ketika itu, sekolah sedang libur namun anaknya pergi ke sekolah bermaksud untuk mengerjakan tugas kelompok ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).

Sekitar pukul 11.23 WIB, korban dan teman-temannya berkumpul di sekolah. Mereka melihat tangga menuju kelasnya ditutup, dan lapangan sekolah saat itu dipakai oleh siswa SMA Katolik Frateran untuk kerja kelompok.

Korban dan teman-temanya kemudian memutuskan untuk kerja kelompok PJOK di rooftop lantai IV SMA Katolik Frateran.

Lalu, korban berjalan ke tepi rooftop dekat AC. Korban diduga hendak meletakkan ponsel berniat merekam kegiatan mereka, lalu korban diduga tanpa sengaja menginjak kabel AC yang terkelupas kemudian tersengat listrik.

"Teman-temannya bersaksi, putra saya sempat berteriak 'Aku kesetrum!' lalu mematung selama sekitar 40 detik sebelum akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar," ujar Tanu kepada wartawan, Rabu (7/5).

Korban kemudian dilarikan ke RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya oleh teman-temannya, namun nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pukul 12.35 WIB.

Kata Polisi

Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi, mengatakan bahwa pihaknya tengah memeriksa sejumlah saksi atas peristiwa tersebut.

"Sudah dilakukan klarifikasi saksi-saksi sebanyak 5 orang termasuk dari pihak sekolah," kata Rina.

Penjelasan pihak sekolah

SMA Katolik Frateran Surabaya buka suara soal insiden tewasnya siswa kelas IX SMP Katolik Angelus Custos Surabaya tersebut.

Ketua Tim Advokasi Ikatan Alumni (IKA) Yayasan Mardi Wiyata, Tjandra Sridjaja menyebut pihak sekolah belum bisa memastikan apakah korban meninggal dunia di sekolah atau di rumah sakit.

"Karena pada waktu itu rumah sakit sudah menawarkan untuk autopsi. Namun, keluarga korban menolak karena kepercayaan dan mereka menerima sebagai musibah," ujarnya.

Tjandra juga menyebut insiden ini merupakan musibah dan mengeklaim tidak ada unsur pidana berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan pihak sekolah.

"Dari CCTV yang kami lihat dan bukti yang ada, kami tidak melihat adanya unsur pidana. Ini semua betul-betul kecelakaan," ujarnya

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: