terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Politikus PDIP: Jangan Represi ke Rakyat yang Kritik Makan Bergizi Gratis - my blog
Jan 12th 2025, 15:00, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Politikus PDIP Aria Bima meminta pemerintah tidak represi atau melakukan penekanan terhadap rakyat yang mengkritik masyarakat terkait Makan Bergizi Gratis. Program andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut telah dimulai sejak Senin (6/1).
"Mari kita dukung pemerintahan Pak Prabowo ini dengan cara yang benar. Benar menurut siapa? Ya benar menurut rakyat. Jangan kemudian mereka ada seolah-olah represi terhadap informasi-informasi yang sedikit mengkritik program makan siang gratis," kata Aria usai menghadiri Soekarno Run, di Kawasan GBK, Jakarta Pusat, Minggu (12/1).
Baginya, kritik adalah hal yang lumrah agar proses kontrol terhadap pemerintah dapat dilaksanakan. Asalkan, kritik yang dilontarkan tidak hanya sekadar nyinyir.
"Kalau itu ada kritik yang sekarang asal itu konstruktif, asal itu bukan nyinyir, atau apriori. Saya kira perlu diberi kebebasan supaya kontrol pemerintah pusat terutama dan Pak Prabowo sendiri itu benar-benar bisa dilaksanakan," ujar Aria.
Anggota Komisi II DPR RI tersebut juga menyarankan kepada pemerintah untuk membuka informasi atas segala kritik yang diterima. Jangan sampai kesannya pemerintah membatasi kebebasan.
"Saya sarankan kepada Pak Prabowo, buka informasi publik, jadikan media ini menjadi media publik, bukan media pemerintah, termasuk lewat media sosial," ungkap Aria.
"Jangan sampai ada kesan pemerintahan ini represi berhadap kebebasan, menyampaikan pendapat saya kira itu sebagai 100 hari ke depan," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar