terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Zita Anjani: Harga Tiket yang Tidak Wajar Perlu Segera Ditindaklanjuti - my blog
Dec 19th 2024, 11:25, by Tim kumparan, kumparanNEWS
Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani. Foto: Dok. Istimewa
Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, menyoroti tingginya harga tiket pesawat ke wilayah Indonesia Timur menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Berdasarkan data yang dihimpun, harga tiket penerbangan Jakarta-Kupang pada Jumat, 20 Desember 2024, tercatat hampir mencapai Rp 12 juta, dengan harga normal sekitar Rp 2 juta.
Begitu pula dengan rute Jakarta-Manado yang melonjak hingga Rp 14 juta, jauh dari harga normal yang berkisar Rp 2,5 juta.
"Musim liburan Nataru biasanya memang memengaruhi harga tiket pesawat, dan itu wajar. Namun, lonjakan hingga enam kali lipat ini jelas berlebihan dan menjadi penghambat bagi wisatawan, terutama yang ingin merayakan Natal dan Tahun Baru di NTT dan Sulawesi Utara," ujar Zita.
Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani. Foto: Dok. Istimewa
Zita memahami bahwa situasi ini bisa disebabkan oleh tingginya permintaan, tetapi ia mengingatkan bahwa harga tiket yang tidak wajar dapat berdampak negatif pada sektor pariwisata lokal.
"NTT dan Sulawesi Utara adalah destinasi yang kaya akan budaya dan keindahan alam, dan momen libur akhir tahun seharusnya menjadi peluang untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, bukan sebaliknya," tegasnya.
"Kita perlu pengawasan yang ketat terhadap harga tiket yang ditetapkan maskapai, agar tetap dalam batas yang wajar dan terjangkau. Pariwisata Indonesia harus inklusif, bukan eksklusif," tutup Zita.
Pernyataan ini diharapkan menjadi langkah awal pemerintah dalam menjaga aksesibilitas destinasi wisata Indonesia bagi semua lapisan masyarakat, terutama di masa libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar