terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Cerita di Balik Polemik Paskibraka Lepas Jilbab - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Cerita di Balik Polemik Paskibraka Lepas Jilbab
Aug 15th 2024, 07:58, by Mirsan Simamora, kumparanNEWS

Anggota Paskibraka 2024 asal Sumatera Utara Violetha Agryka Sianturi mencium Bendera Merah-Putih dalam pengukuhan Paskibraka Tingkat Pusat 2024 di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Anggota Paskibraka 2024 asal Sumatera Utara Violetha Agryka Sianturi mencium Bendera Merah-Putih dalam pengukuhan Paskibraka Tingkat Pusat 2024 di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO

Ibunda Zahratushyta Dwi Artika, siswi asal Singkawang yang mewakili Kalimantan Barat sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada Hari Kemerdekaan RI yang ke-79 mengaku selalu berdoa agar anaknya istikamah kenakan jilbab.

"Begitu lihat, kaget. Katanya kan lepas jilbab itu kalau ndak salah dia cerita itu pas hari H. Pas penugasan. Dia bilang, 'seandainya kakak lulus, nanti tanggal 17 tuh mah, kakak lepas kerudung. Bagaimana ya mah ya?'," ungkap Sugiarti saat ditemui Hi!Pontianak pada Rabu, 14 Agustus 2024 di kediamannya di Singkawang.

"Saya tiap malam berdoa selama dia pakai dari dia sekolah di Masjid Raya sampai dia SD dia mau pakai kerudung. Setiap malam berdoa, ya Allah, mudah-mudahan anak saya ini istikamah. Apalagi ketika bapaknya waktu dia kelas 2 SMP, dia sudah beranjak dewasa, dia ndak pede kalau buka kerudung. Saya tuh doanya, ya Allah semoga Sita ini bisa istikamah, tetap pakai kerudung," tambahnya.

Sugiarti bilang, wajah anaknya tampak tak seperti biasanya pada saat upacara pengukuhan tersebut.

"Sekali kemarin lihat di tv, pengukuhan buka kerudung, muka dia pun kayak tegang gitu kan, ndak kayak biasanya, mau diapakan lagi, udah kejadian kan," ujarnya.

Kisah Paskibraka Asal Kalbar Diminta Lepas Jilbab: Mau karena Ini Tugas Negara

Maulia Permata Putri, siswi SMAN 1 Kota Solok, Tim Paskibraka Nasional tahun 2024. Foto: Dok. Istimewa
Maulia Permata Putri, siswi SMAN 1 Kota Solok, Tim Paskibraka Nasional tahun 2024. Foto: Dok. Istimewa

Zahratushyta Dwi Artika, siswi kelas X MAN Kota Singkawang terpaksa harus melepaskan jilbabnya untuk menunaikan tugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.

Sugiarti, ibunda Zahra bilang puteri pertamanya ini sudah mengetahui dari sejak seleksi wawancara akan diminta melepas jilbab.

Paskibraka asal Kalbar, Zahratushyta Dwi Artika bersedia lepas jilbab untuk jalankan tugas negara.  Foto: Dok. Istimewa
Paskibraka asal Kalbar, Zahratushyta Dwi Artika bersedia lepas jilbab untuk jalankan tugas negara. Foto: Dok. Istimewa

"Sita bilang dari sejak wawancara, sudah ditanyakan kesediaan jika lulus nanti bersedia atau tidak melepas jilbab. Tapi karena Sita merasa ini tugas negara yang harus dilakukan, dia bersedia untuk melepasnya," ungkap Sugiarti pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Kisah Ibunda Paskibraka Minta Izin ke Pusara Ayah untuk Lepas Jilbab Sang Anak

Zahratushyta Dwi Artika, siswi kelas X MAN Kota Singkawang terpaksa harus melepaskan jilbabnya untuk menunaikan tugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.

Rasa berat dirasakan ibunda siswi yang sehari-hari dipanggil Sita ini. "Berat rasanya. Tugas negara, harus lepaskan akidah. Saya sampai minta izin ke almarhum ayahnya Sita. Saya ziarah ke makamnya dan minta maaf di atas pusara. Saya minta maaf, kalau seandainya Sita lulus terpaksa harus lepaskan jilbab," ungkap Sugiarti, ibunda Sita kepada HiPontianak pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Sugiarti bilang, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah menjadi keputusan negara dan wajib untuk dilaksanakan. "Sita pakai jilbab ikhlas dari hati, bukan hanya karena dia bersekolah di sekolah madrasah," tambah ibu dua anak ini.

Sebagai ibu, Sugiarti menganggap terpilihnya Sita ini rezeki yang tak terduga, karena Sita dikenal sebagai anak yang lemah secara fisik.

"Sita ini penyakitan, makanya kaget campur senang dan bangga dia bisa terpilih wakili Kalbar jadi Paskibraka. Sebelum berangkat, saya usahakan semampu saya untuk bawakan bekal buat Sita. Ayahnya sudah meninggal, jadi saya yang berjuang sendiri membesarkan Sita dan adiknya," ujarnya.

Jangan Larang Paskibraka Perempuan Pakai Jilbab saat Upacara 17 Agustus

Konferensi pers Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) terkait anggota paskibraka perempuan copot jilbab, di Sekretariat Pengurus Pusat PPI, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Konferensi pers Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) terkait anggota paskibraka perempuan copot jilbab, di Sekretariat Pengurus Pusat PPI, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) angkat bicara terkait kabar anggota Paskibraka 2024 perempuan yang diminta copot jilbab. Isu ini menyeruak dan ramai diperbincangkan publik.

Ketua Umum PPI Pusat Gousta Feriza, berharap adanya klarifikasi dari pihak Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) selaku pengelola dan penanggung jawab program paskibraka 2024.

"Ya tentunya kami, Pengurus Pusat meminta klarifikasi dari BPIP selaku penanggung jawab program kenapa hal ini bisa terjadi, dan kami harapkan ini adalah hal yang terakhir kali dan tidak ada lagi hal-hal seperti ini untuk upacara yang akan datang," ujarnya kepada wartawan, di Sekretariat PPI Pusat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).

Ia juga meminta bahwa kejadian ini tidak boleh dijadikan mainan. Padahal, hal itu berkaitan dengan prinsip kebinekaan.

"Saya yakin bahwa dengan kejadian ini akan membuka mata semua pihak bahwa hal ini jangan dijadikan main-mainan. Karena ini berkaitan dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila," kata Gousta.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: