terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Bagi Warga Kapuk Muara Penjaringan, Tak Ada Waktu Terlalu Lama untuk Menangis - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Bagi Warga Kapuk Muara Penjaringan, Tak Ada Waktu Terlalu Lama untuk Menangis
Jun 7th 2025, 13:24 by kumparanNEWS

Warga berada di antara puing-puing rumah yang hangus dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Jumat (6/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa
Warga berada di antara puing-puing rumah yang hangus dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Jumat (6/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa

Ruenah (46 tahun) menatap kosong ke arah puing-puing rumahnya di Gang Damai Nomor 05, Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, Sabtu (7/6). Sehari sebelumnya, rumahnya terdampak kebakaran besar yang menghanguskan permukiman padat penduduk seluas 3 hektare itu.

"Enggak tahu, bingung saya. Saya dari tadi juga ngelamunin bingungnya, mau ngontrak apa bangun. Bangun mana duitnya, sedangkan udah abis semua," ujar Ruenah.

Ruenah adalah ibu dari tiga anak, sehari-hari membuka warung kecil di rumah. Suaminya, Takim (47), bekerja sebagai ojek online. Saat kebakaran terjadi, suaminya baru saja pergi menarik penumpang. Lokasi titik api yang dekat dengan rumah mereka hanya memungkinkannya menyelamatkan dokumen-dokumen penting.

"Kaget, langsung pada keluar aja, berlima. Tahu-tahu api. Pas liat api, udah gede," sambungnya.

Mereka telah tinggal di sana selama tujuh tahun. Tetangganya bahkan ada yang sudah menetap lebih dari 30 tahun. Kini semuanya tinggal serpihan kenangan.

"Iya jadi enggak bisa sekolah. Seragam aja enggak ada kan," tambahnya lirih.

Cuma Terjual Rp 30 Ribu

Seorang bocah berada di antara puing-puing rumah yang hangus dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Seorang bocah berada di antara puing-puing rumah yang hangus dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Tak jauh dari lokasi itu, Jumah (50) dan Fitri (35) sibuk mengumpulkan potongan-potongan besi dari bekas perabotan rumah. Ada 2 karung, semuanya akan dijual ke pengepul barang bekas.

"Laku 30 ribu aja, asal buat beli beras, gorengan," kata Fitri.

Jumah menambahkan, saat kejadian, mereka tak sempat menyelamatkan obat epilepsi untuk cucunya.

"Kejang-kejang ini, obatnya gak kebawa," ujar Fitri.

Sejak malam, Jumah belum tidur. Ia hanya duduk di atas kardus, tanpa alas kaki, menunggu di antara puing-puing tempat tinggalnya.

"Nunggu aja di sini, belum tidur, nunggu barangkali ada yang bisa dibawa. Pusing, boro-boro buat bangun rumah lagi, makan saja susah," tuturnya.

Antre demi Air Bersih

Seorang warga mengevakuasi barang yang selamat dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Seorang warga mengevakuasi barang yang selamat dalam kebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Bantuan logistik memang mulai berdatangan. Namun kebutuhan dasar seperti air bersih masih menjadi kendala. Dari pantauan kumparan, hanya satu pipa air dari sisa rumah warga yang bisa dimanfaatkan. Warga mengantre bergantian dengan ember dan galon.

"Ini air PAM, ini doang yang bisa," ujar seorang pria yang tengah mengisi air.

Tembok pembatas yang sebelumnya membatasi warga masuk ke lahan milik Duta Harapan Indah, kini bolong karena dijebol untuk menyelamatkan diri dari kebakaran, Sabtu (7/6/2025).  Foto: Thomas Bosco/kumparan
Tembok pembatas yang sebelumnya membatasi warga masuk ke lahan milik Duta Harapan Indah, kini bolong karena dijebol untuk menyelamatkan diri dari kebakaran, Sabtu (7/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Di sisi lain titik kebakaran yang dikelilingi tembok, tampak pula tumpukan sampah yang terus membara. Asapnya menyesakkan, mengganggu pandangan dan penciuman warga yang berada di sekitarnya.

Beberapa petugas terlihat berada di lokasi, namun saat ditanya, mereka tidak mengetahui pasti siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah tersebut. Menurut warga, tempat itu merupakan lokasi pembuangan ilegal.

"Ini ilegal, Pak. Kadang-kadang mereka pake mobil pemda buat angkut sampah. Ini sampah basah. Kalau banjir, ya ke sini [ke pemukiman warga]," kata salah satu warga.

Di tengah reruntuhan dan keterbatasan, warga Kapuk Muara terus bertahan. Tak ada waktu terlalu lama untuk menangis—mereka harus menata ulang hidup dari nol, di atas abu rumah dan antrean air.

Di balik tenda-tenda pengungsian, tersimpan harapan sederhana: Agar besok tak harus seberat hari ini.

Suasana pascakebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Suasana pascakebakaran permukiman padat penduduk di Jalan Kapuk Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: