terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Kena Tarif Trump 10 Persen, Singapura Bisa Jadi Andalan ASEAN Buat Ekspor ke AS? - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kena Tarif Trump 10 Persen, Singapura Bisa Jadi Andalan ASEAN Buat Ekspor ke AS?
Apr 6th 2025, 15:08, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS

Presiden Donald Trump menunjukkan grafik tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
Presiden Donald Trump menunjukkan grafik tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP

Singapura menjadi negara ASEAN yang mendapat tarif impor terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan persentase paling kecil, yakni 10 persen. Meski demikian, Singapura dinilai tidak bisa sepenuhnya diandalkan oleh negara ASEAN untuk mendapat tarif yang lebih kecil ketika ekspor barang ke AS.

Menurut Direktur CELIOS Bhima Yudhistira, hal ini karena AS memiliki aturan untuk mengecek barang yang masuk berdasarkan negara asal pembuatan.

"Pemerintah AS tetap akan cek country of originn-ya, jadi enggak bisa andalkan Singapura. Ada yang namanya Rules of Origin Tariff yang diterapkan oleh AS bergantung pada negara asal, bukan negara tujuan pengiriman," kata Bhima kepada kumparan, Minggu (6/4).

Di antara negara-negara ASEAN, Kamboja menjadi negara yang terkena tarif tertinggi dengan 49 persen. Setelah itu diikuti oleh Laos dengan 47 persen, Vietnam 46 persen, Thailand 36 persen, Indonesia 32 persen, Malaysia 24 persen, dan Filipina 17 persen.

Untuk itu, Bhima menyarankan agar Indonesia menyusul Vietnam melakukan negosiasi dengan AS agar tarif resiprokal yang didapat bisa turun menjadi 0 persen. Selain itu ada beberapa opsi seperti menurunkan tarif impor spesifik produk AS hingga 0 persen.

"Tapi pemerintah bisa kehilangan pendapatan bea masuk. Solusi ini perlu dikaji lebih detail, karena situasi pendapatan negara sedang turun," ujar Bhima.

Selanjutnya Indonesia juga bisa memperbesar kerja sama seperti relaksasi impor untuk alat utama sistem pertahanan (alutsista) atau produk pertahanan dan menurunkan level TKDN untuk produk impor AS khususnya komponen energi terbarukan yang dibutuhkan Indonesia.

"Selama produknya memang tidak diproduksi di dalam negeri, sah-sah saja ada relaksasi TKDN. Opsi mana pun yang diambil harus diukur untung ruginya dan berkejaran dengan waktu. Khawatir Vietnam bisa diturunkan tarif resiprokalnya dan relokasi industri dari Indonesia ke Vietnam akan lebih masif lagi," katanya.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong menilai kebijakan tarif impor AS bisa memicu krisis ekonomi dunia.

Dengan dampak tarif yang ditetapkan AS ini, Lawrence memandang ketidakpastian dunia akan lebih tinggi dan negara lain bisa lebih sulit terhadap rantai ekonomi global. Bukan hanya itu, perdagangan internasional dan investasi juga bakal ikut menderita.

"Perdagangan internasional dan investasi akan menderita, dan pertumbuhan global akan melambat," ujar Lawrence lewat kanal YouTube pribadinya.

Lebih lanjut, Singapura merespons kebijakan tarif Trump ini dengan tidak membalas dengan tarif retaliasi. Retaliasi adalah tindakan pembalasan atau konsekuensi yang dilakukan sebagai akibat dari suatu pelanggaran atau kerugian.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: