terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Kisah Nelayan Tangerang Tolak Tawaran Upah Rp 125 Ribu untuk Pasang Pagar Laut - my blog
Warga di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, sempat ditawari oleh pihak pemborong untuk memasang pagar laut atau bambu di wilayah Laut Tangerang.
Heru, nelayan setempat yang juga kader peduli lingkungan di Kronjo, Pulau Cangkir, Tangerang, mengatakan saat truk yang mengangkut ratusan batang bambu itu tiba di kawasan Pulau Cangkir, Kronjo, Tangerang, pihaknya sempat ditawari upah Rp 125 ribu untuk memasang bambu.
"Pas datang itu kita lihat beberapa truk datang, satu truk itu bisa angkut 300 batang bambu sepanjang 6 meter, dan itu truk yang datang banyak," katanya, Jumat (10/1).
Truk yang tiba pada September 2024, terdapat seorang pemborong yang memberikan informasi soal akan adanya pemasangan bambu di lokasi lautan setempat.
"Dibilang, mau pasang pagar bambu, kita menolak, kita langsung ditawari pekerjaan buat masang pagar itu dengan upah Rp 125 ribu, tapi kita sepakat enggak mau, karena laut ini punya negara, enggak bisa dipagar, makanya kita nolak," ujarnya.
Dipasang Nelayan dari Luar Daerah
Alhasil, pihak pemborong pun pergi meninggalkan lokasi, namun ternyata beberapa minggu kemudian terdapat beberapa nelayan yang berasal dari wilayah Sukadiri dan Mauk, tiba dan memasang bambu.
"Ada nelayan yang pasang itu (bambu) kita samperin, pas ditanya [...] atuh takut kami ngelarang, cuma yang aneh pas ditanya izinnya pada enggak punya, ya sudah kita biarin, tapi ternyata manjang, ada 30 kilometer, dan ini ganggu kami (nelayan)," ujar Heru.
Hingga akhirnya, pagar bambu itu pun mendapat perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan Perikanan yang memasang tanda merah soal larangan pemagaran tersebut pada Kamis (9/1).
"Sudah ada penyegelan pas kemarin, tapi belum ada apa-apa setelah penyegelan ini. Kami harap setelah ini pagar bambunya dicabut," kata Heru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar