terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Gigi Berlubang Bisa Menular ke Anak, Kok Bisa? - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Gigi Berlubang Bisa Menular ke Anak, Kok Bisa?
Jan 10th 2025, 14:11, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM

Ilustrasi gigi anak berlubang. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi gigi anak berlubang. Foto: Shutter Stock

Gigi berlubang atau karies adalah masalah yang kerap dihadapi siapa saja, tidak terkecuali anak-anak. Munculnya lubang pada gigi disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans yang bisa hidup di dalam mulut. Bila kebersihan gigi tidak dijaga, pola makan yang buruk, hingga kekurangan flurorida, maka bakteri tersebut akan semakin mudah berkembang, lho!

Nah Moms, tahu enggak sih, kalau gigi berlubang yang dialami orang dewasa juga bisa menular ke anak-anak?

"Lubang gigi itu bisa menular, terutama dari orang tua atau pengasuh ke anak. Karena bakteri Streptococcus mutans itu pintar banget, dia bisa pindah-pindah dari mulut kita ke mulut anak," jelas Dokter Gigi Anak, drg. Joshua Calvin, Sp.KGA, kepada kumparanMOM.

Menularnya gigi berlubang kepada anak, dalam artian ini, bukan menular seperti ketika kita bersin yang dropletnya bisa beterbangan lewat udara. Tetapi, lewat kebiasaan sehari-hari bersama si kecil, lho!

Faktor Risiko Gigi Berlubang Bisa Menular pada Anak

drg. Joshua mencontohkan beberapa kebiasaan yang kerap dilakukan orang tua, yang sebenarnya rentan menularkan gigi berlubang pada si kecil. Apa saja?

1. Menyuapi Anak

Boleh-boleh saja Anda menyuapi anak. Tetapi, sebaiknya hindari kebiasaan untuk meniupi makanan yang masih panas sebelum diberikan kepada anak.

"Misalnya, sendoknya kita tiup. Di ludah kita ada droplet-nya yang berisi kuman juga. Bakteri juga pasti pindah ke sendok, dari sendok pindah ke mulut si anak," ujar dia.

Ilustrasi bahaya meniup makanan panas untuk anak. Foto: GOLFX/Shutterstock
Ilustrasi bahaya meniup makanan panas untuk anak. Foto: GOLFX/Shutterstock

2. Mencium Anak

Sebagai orang tua, Anda pastinya begitu menyayangi anak-anak dan rutin menciumnya setiap hari. Meski begitu, Anda tetap perlu tahu kalau berciuman dengan anak khususnya mencium bibir juga bisa meningkatkan risiko menularkan bakteri penyebab gigi berlubang, Moms.

"Ketika kita suka cium-cium bibir anak, hati-hati!" tegas dia.

Lantas, apa yang orang tua harus lakukan untuk mencegah penularan bakteri Streptococcus mutans?

drg. Joshua menegaskan kita tetap boleh mencium atau menyuapi anak, tetapi ada syaratnya dulu. Pertama, pastikan gigi kita dalam keadaan sehat dan bersih.

"Gigi kita harus bersih dulu supaya gigi anak, kita nanti juga bisa mengajari, untuk rutin menjaga kebersihan giginya," tutur drg. Joshua.

Selanjutnya, ia menyarankan bagi orang tua yang sudah memiliki gigi berlubang agar menghindari berbagi alat makan bersama anak-anak. Jadi, sebaiknya alat makan Anda dan anak dipisah, ya!

3. Meniup Makanan Anak

Dan terakhir adalah bila kondisi membuat Anda perlu meniup anak-anak, misalnya makanannya panas, maka sebaiknya tunggulah sejenak sampai makanan sudah lebih hangat. Atau juga bisa menggunakan kipas portable. Sehingga, tidak perlu meniup anak dengan mulut Anda, Moms.

"Jadi, boleh-boleh saja menyuapi anak, mencium anak. Tetapi, kita harus memastikan bahwa lingkungan mulut kita bersih dulu, ya!" pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: