terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
PLN Buka Peluang Pembiayaan Asing untuk Pembangkit EBT - my blog
Dec 3rd 2024, 15:10, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
Direktur PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo membuka peluang opsi pembiayaan asing untuk membiayai pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Monggo saja kalau ada yang mau memberikan grant dalam jumlah yang besar kemudian pembangkit kami diganti dengan pembangkit yang lebih fresh, yang futuristik dan menguntungkan pemerintah, menguntungkan PLN, menguntungkan rakyat, why not," ungkapnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta pada Selasa (3/12).
Darmawan mengatakan, PLN sangat berhati-hati untuk pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mengandalkan batu bara. Karena dengan pensiun dininya suatu PLTU, maka dibutuhkan biaya dan investasi untuk pembangkit baru yang berbasis EBT
"Jadi kalau kita melihat ini kalau kita berkontribusi menurunkan gas rumah kaca ini bukan hanya kewajiban Indonesia saja untuk yang coal phase out ini memang kami sangat berhati-hati. Jadi kalau ada penambahan cost, karena begitu pembangkitnya dikeluarkan kami harus membangun pembangkit baru berbasis EBT, ada penambahan investasi, kemudian belum lagi investasi yang dulu," jelasnya.
Menurutnya, penurunan gas rumah kaca bukan hanya kewajiban Indonesia. Darmawan menjelaskan emisi per kapita per tahun Indonesia cukup kecil jika dibandingkan beberapa negara lain dengan 3 juta ton per kapita per tahun.
"Kemarin di COP 29 Azerbaijan, emisi per kapita Eropa itu 8 sampai 9 ton per kapita per tahun, emisi per kapita gas rumah kaca di Amerika Serikat itu sekitar 13 sampai 14 ton per kapita per tahun, Singapura 11 ton per kapita per tahun sedangkan Australia sekitar 16 sampai 17 ton per kapita per tahun, Saudi itu mendekati 20 ton per kapita per tahun sedangkan Indonesia hanya 3 ton per kapita per tahun," ungkapnya.
Maka dari itu Darmawan membuka opsi pembiayaan pembangkit baru dengan prinsip pembiayaan yang tidak dibebankan ke PT PLN dan pemerintah.
"Kalau kami ada dana internasional gratis yang cost netral, kami tidak menambah biaya apa pun, sistemnya juga sama reliabelnya dengan sistem sebelum PLTU-nya, dan kami hitung satu pembangkit misalnya ada tambahan biaya Rp 30 triliun, Rp 40 triliun, Rp 50 triliun ya monggo saja kalau ada yang mau membiayai, why not," jelas Darmawan.
Untuk hal tersebut, Darmawan juga mengungkap terus melakukan komunikasi dengan para investor global serta pihak global yang memiliki potensi pembiayaan.
"Jadi kami punya kriteria di mana ini harusnya cost neutral, sistemnya harus dijaga keandalannya dan kami di saat yang bersamaan berubah jadi pembangkit yang futuristik. Tentu saja kami berkomunikasi secara lugas kepada global investor, global communities," lanjut Darmawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar