terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Bahlil Sebut Batu Bara Masih Lebih Murah dari EBT - my blog
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta para pengusaha jangan ragu melanjutkan industri batu bara. Sebab, harganya masih sangat kompetitif meskipun dunia sudah memasuki era transisi energi.
Bahlil mengatakan, saat ini masyarakat internasional berbondong-bondong mengembangkan industri hijau bahkan meninggalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Semua ini, lanjut Bahlil, demi mencapai target Net Zero Emission. Meski begitu, dia mengakui teknologi energi baru terbarukan (EBT) masih mahal, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.
"Saya sering mengatakan begini, kita setuju dengan global, Net Zero Emission, menurunkan emisi rumah kaca, tetapi selama teknologinya masih mahal, dan ekonomi kita belum kuat, kita harus menyesuaikan diri dengan kondisi kita," ujar Bahlil saat Indonesia Mining Summit 2024, Rabu (4/12).
Bahlil melanjutkan, Indonesia tidak bisa sekonyong-konyong mengikuti target atau indikator transisi energi yang ditetapkan negara maju. Apalagi untuk meninggalkan batu bara yang masih lebih terjangkau daripada EBT.
"Batu bara, sampai dengan hari ini, kami masih menganggap sebagai salah satu energi yang cukup kompetitif, murah, dan bisa menghasilkan biaya yang kompetitif untuk menghasilkan produk," ungkap Bahlil
Bahlil meyakinkan para pengusaha batu bara agar tidak ragu melanjutkan dan mengembangkan industri batu baranya. Ia menegaskan komoditas itu masih sangat penting bagi kedaulatan energi.
"Jadi enggak usah ragu dulu. Wong sampai sekarang Eropa juga masih minta batu bara dari Republik Indonesia kok. Ya kita jujur-jujur aja lah," tegasnya.
Apalagi, menurut Bahlil, industri batu bara masih menyumbang penerimaan negara baik itu pajak atau nonpajak (PNBP) yang jumbo, serta masih berkontribusi besar pada perputaran ekonomi daerah.
"Kami tetap masih menganggap yang pengusaha-pengusaha di batu bara lanjut terus, enggak ada masalah, apalagi kalau produksi bagus, PNBP negara bagus, pertumbuhan ekonomi daerah bagus, enggak ada masalah," imbuhnya.
Untuk itu, dia meminta pengusaha batu bara mengalokasikan investasinya untuk eksplorasi, di lain sisi juga ikut serta dalam program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk. Selain itu, batu bara masih dibutuhkan sebagai sumber energi fasilitas pengolahan alias smelter.
"Sekarang smelter-smelter yang sekarang kita bangun, itu mulai kita dorong untuk blending. Sebagian pakai gas, sebagian pakai batu bara," terang Bahlil.
Bahlil menuturkan jika bahan bakar smelter menggunakan 100 persen EBT, harga produknya akan jauh lebih mahal daripada menggunakan batu bara atau campuran.
"Kalau kita memakai energi baru terbarukan 100 persen, biaya harga jualnya dengan energi fosil atau batu bara, pasti energi baru terbarukan punya lebih mahal, dan ini tergantung Bapak, Ibu semua," tutur Bahlil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar