terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Anggota Komisi III DPR Minta Polisi Tak Bawa Pulang Senjata - my blog
Nov 26th 2024, 15:29, by Haya Syahira, kumparanNEWS
Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil mengusulkan agar ada evaluasi aturan di kepolisian. Ia meminta agar aparat dilarang untuk membawa senjata api pulang ke rumah.
Tujuannya untuk meminimalisir penyalahgunaan senjata api seperti kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan.
"Bahkan sebenarnya senjata itu tidak boleh dibawa, tidak boleh dibawa pulang ke rumah gitu ya, disimpan di tempat penyimpanan," kata Nasir saat dihubungi, Selasa (26/11).
"Sehingga ketika sedang selesai berdinas, maka senjata itu sebenarnya dikembalikan lagi ke tempat penyimpanan," tutur politisi PKS itu.
Nasir mengatakan, sejak dulu Komisi III sudah mengusulkan agar kepolisian mengevaluasi penggunaan senjata. Hanya saja kasus serupa terus berulang.
"Itu sudah kita ingatkan agar kepemilikan dan penggunaan senjata itu benar-benar ditertibkan, didisiplinkan. Harus ada evaluasi berkala terkait dengan kepemilikan dan penggunaan senjata itu," tuturnya.
Terkini kasus polisi tembak polisi terjadi di Solok Selatan, Sumatra Barat. Kabag Operasional Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar, menembak mati rekannya, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar.
Ulil saat itu tengah menangkap penambang galian tipe C ilegal. Diduga kuat, Dadang tak suka dengan langkah Ulil dan menembaknya mati di parkiran Polres.
Kasus penyalahgunaan senjata api yang melibatkan warga sipil juga terjadi di Semarang.
Siswa SMKN 4 Kota Semarang, berinisial GRO (17 tahun), tewas ditembak polisi di Jalan Candi Penataran Raya, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, pada Minggu dini hari (24/11).
Alasan penembakan adalah karena GRO diduga merupakan salah satu pelaku tawuran, dan polisi yang membubarkannya diserang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar