terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Wamenlu Anis Matta: Negara Islam Tidak Solid, Gampang Ditekan - my blog
Jan 1st 2025, 16:36, by Andreas Gerry Tuwo, kumparanNEWS
Wamenlu Anis Matta menyorot tidak menyatunya negara-negara Islam atau penduduk mayoritas muslim. Imbasnya adalah beberapa negara di Timur Tengah sudah normalisasi hubungan dengan Israel.
Pernyataan Anis Matta disampaikan terkait Abraham Accord yang berpotensi berlanjut saat Amerika Serikat (AS), dipimpin Donald Trump mulai 2025 mendatang.
Abraham Accord adalah perjanjian normalisasi hubungan negara Arab dengan sekutu dekat AS, Israel. Kesepakatan itu terwujud berkat bantuan negosiasi AS.
Selama masa pemerintahan pertamannya, Trump berhasil membujuk UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan, untuk normalisasi hubungan dengan Zionis.
Pada pertengahan Desember lalu, media Israel Haaretz melaporkan Arab Saudi akan menjadi negara teranyar yang akan normalisasi hubungan dengan Israel.
Mengutip seorang sumber, Haaretz melaporkan normalisasi Zionis dengan Arab Saudi sudah di depan mata. Laporan Haaretz dibantah Saudi.
Terkait hal itu, Anis Matta melihat bahwa negara Islam mudah ditekan Barat.
"Yang pertama karena negara Islam ini tidak merupakan political entity yang menyatu, yang solid, terkonsolidasi. Jadi gampang ditekan satu-satu," kata Anis Matta pada podcast DipTalk yang tayang di YouTube kumparan.
"Sebenarnya di konteks inilah ajakan Presiden Prabowo kemarin di (KTT) D-8 itu menemukan relevansinya. Susah kita berhadapan dengan Barat kalau kita berhadapan sendiri-sendiri. Karena gak nyatu," tegas dia.
Anis Matta menegaskan, negara-negara Islam seharusnya menyatukan pemahaman dan sikap. Jika itu terwujud dan menjadi entitas politik maka tak mudah ditekan Barat dan Israel.
Kendati demikian, terkait Israel Anis Matta menekankan kini dukungan negara-negara besar terhadap Zionis sudah tak sekuat dulu.
"Ada perubahan yang signifikan pada dasarnya, yang mungkin tidak banyak orang menyadarinya. Tahun 1948 ketika Israel berdiri, kan negara-negara pendukung utamanya Amerika, Eropa, Uni Soviet, China itu kan masih menyatu semuanya, solid mendukung," papar dia.
"Kita lihat sekarang ini kan basis dukungan dari negara-negara utama, ini kan, hilang satu-satu karena konflik sesama mereka sendiri, kan. Misalnya China misalnya kan sudah berubah sikapnya. Rusia misalnya kan sudah berubah sikapnya," tegas dia.
Adapun Anis Matta menegaskan sikap Indonesia terhadap Israel adalah mendukung kemerdekaan Palestina.
"Kalau itu kan komitmen konstitusi kita. Kita akan mendukung kemerdekaan Palestina. Dan titik temunya yang kita sepakati di situ kan pada dasarnya adalah di two state solution," ucap Anis Matta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar