terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Kisah Perantau Jakarta Gagal Pulang Kampung Akibat Lonjakan Harga Tiket Pesawat - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kisah Perantau Jakarta Gagal Pulang Kampung Akibat Lonjakan Harga Tiket Pesawat
Nov 17th 2024, 13:57, by Abdul Latif, kumparanBISNIS

Sejumlah numpang dari Pulau Batam yang didominasi pemudik Natal tiba di pelabuhan penumpang Bandar Sri Junjungan Dumai, Riau, Sabtu (21/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Sejumlah numpang dari Pulau Batam yang didominasi pemudik Natal tiba di pelabuhan penumpang Bandar Sri Junjungan Dumai, Riau, Sabtu (21/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Bona (28) terpaksa hanya bisa menonton keluarga besarnya berkumpul saat pertayaan natal melalui layar kaca ponselnya. Sudah dua tahun ini dia hanya bisa berkumpul saat hari sakral itu lewat daring.

Padahal, tahun-tahun sebelumnya Bona kerap berkumpul bersama sanak saudara di Medan, Sumatera Utara. Mau tak mau ia harus melewati momen bahagia tahunan itu agar ia bisa bertahan hidup di Jakarta.

Masalah utama pria yang bekerja di bidang logistik ini tak lain akibat harga tiket pesawat melambung tinggi dalam beberapa tahun terkahir.

"Tahun ini terpaksa enggak pulang karena tiketnya mahal banget Rp 2 juta sampai Rp 3 juta buat sekali jalan, belum sama ongkos lain," cetus Bona kepada kumparan, Minggu (17/11).

Bona mengaku, kenaikan harga tiket pesawat membuatnya harus berpikir dua kali untuk pulang kampung. Gaji yang diterimanya sebagai pekerja logistik tidak cukup untuk menutupi biaya transportasi yang semakin mahal.

"Dengan gaji saya sekarang, sangat sulit menyisihkan uang untuk tiket pesawat. Apalagi, saya masih harus membayar sewa kos dan kebutuhan sehari-hari di Jakarta," ungkapnya.

Meskipun banyak maskapai yang menawarkan promo, Bona merasa kesulitan mendapatkan tiket dengan harga terjangkau karena promo sering kali habis dalam hitungan menit. "Kalau tidak cepat, ya terpaksa bayar mahal," kata Bona.

Sementara itu, Marta (26), seorang pegawai perusahaan swasta, menghadapi dilema yang serupa. Marta terakhir kali pulang ke Ambon dua tahun lalu. Sejak itu, ia tidak pernah kembali ke kampung halaman karena harga tiket yang terlalu mahal.

"Terakhir saya pulang, tiket Jakarta-Ambon masih Rp 1 juta atau Rp 2 juta paling mahal. Sekarang, tiket bisa mencapai Rp 3 juta nyaris Rp 4 juta, terutama saat mendekati libur panjang," kata Marta.

Marta mengungkapkan, kenaikan harga tiket ini menjadi beban tersendiri baginya. Dengan gaji yang tidak terlalu besar, ia harus memilih antara menabung untuk masa depan atau menghabiskan uang untuk pulang kampung.

"Saya sangat ingin pulang, apalagi setelah sekian lama tidak bertemu keluarga. Tapi saya juga harus memikirkan kondisi finansial saya di Jakarta," ujar Marta.

Kenaikan harga tiket pesawat memang menjadi fenomena yang dirasakan banyak perantau, terutama saat mendekati liburan panjang atau hari raya. Penyebabnya beragam, mulai dari kenaikan harga bahan bakar, biaya operasional maskapai, hingga kebijakan penerbangan yang membatasi jumlah penumpang selama pandemi.

Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai banyak komponen yang mempengaruhi harga tiket pesawat mahal. Tarif tiket pesawat domestik juga terpengaruh nilai tukar rupiah.

"Penerbangan domestik ini biayanya banyak biaya yang dalam USD (Dolar AS), tapi penghasilannya rupiah. Ini beda kalau yang internasional. Tiket dijual dengan harga dolar juga, jadi lebih ringan," ujar Alvin saat dihubungi kumparan, Sabtu (18/5).

Sejumlah calon penumpang antre untuk berjalan menuju pesawat di ruang tunggu Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (22/3/2024). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
Sejumlah calon penumpang antre untuk berjalan menuju pesawat di ruang tunggu Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (22/3/2024). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto

Dengan aturan tarif batas atas (TBA), maskapai tidak bisa menjual dengan harga lebih tinggi karena sudah dipatok oleh pemerintah. Sehingga ketika penumpang sepi, sumber daya keuangan untuk subsidi silang terbatas sehingga maskapai tidak bisa menjual tarif tiket lebih murah lagi.

"Permasalahan yang harus ada solusinya dan itu kuncinya ada di Kementerian Perhubungan. Komponen biaya yang besar dalam operasi penerbangan. Unsur tunggal yang terbesar adalah bahan bakar avtur," terang Alvin.

Alvin juga mencermati jumlah kapasitas penumpang jadi alternatif harga tiket pesawat turun. Saat ini tingkat keterisian maskapai rata-rata masih 62,82 persen.

"Biaya pengeluaran tetap sama kan mau itu terisi 100 persen maupun 62,8 persen, biayanya sama. Nah ini yang membuat biaya atau harga tiket per kursinya ini menjadi mahal. Jadi kita ini bukan kekurangan pesawat kita, ini kekurangan penumpang," tutur Alvin.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: