terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

PBNU Sayangkan Kader Non NU di PKB Ikut Campuri Konflik - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
PBNU Sayangkan Kader Non NU di PKB Ikut Campuri Konflik
Aug 15th 2024, 12:20, by Wisnu Prasetiyo, kumparanNEWS

Ilustrasi Gedung PBNU. Foto: Zamachsyari/kumparan
Ilustrasi Gedung PBNU. Foto: Zamachsyari/kumparan

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Umarsyah menganggap Ketua DPP PKB, Ahmad Iman Sukri tidak memiliki kapasitas bersuara di tengah polemik antara PKB dengan PBNU.

Umaryah mengatakan, Iman bukan bagian dari nahdliyin yang jatuh bangun dalam pembentukan PKB. Status Iman, kata dia merupakan politikus Partai Rakyat Demokratik (PRD) saat PKB resmi menjadi partai politik.

"Tak hanya Iman, Ketua DPP PKB Dita Indah Sari dan Ketua OC Muktamar PKB Faisol Reza juga mantan politikus PRD," kata Umarsyah dalam keterangannya, Kamis (15/8).

Menurut dia, ketiga nama tersebut baru bergabung menjadi kader PKB setelah PRD mengalami kegagalan dalam Pemilu 1999.

Sebab itu, Umarsyah menegaskan Iman tidak pantas bersuara lantaran berjarak saat pembentukan PKB dan tidak mengetahui lebih dalam cita-cita pendirinya.

"Tidak pada koridornya, tidak pantas," ujar dia.

Menurut Umarsyah, posisi Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk membenahi PKB sudah benar. Sebab, dia sudah diberi mandat penuh dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar.

"Lebih ngaco kalau tolak mandat kiai-kiai," ujarnya.

Umarsyah memandang, saat ini yang paling utama adalah bersatunya pengurus wilayah (PW) dan pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) untuk sama-sama membenahi PKB.

"Sebagai warga nahdliyin atau yang melahirkan PKB sudah menjadi tanggung jawab bersama membenahi PKB yang sudah melenceng dari khittahnya," tandas dia.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menemui Rais Aam PBNU, KH Miftachul Ahyar, di kediamannya di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, pada Selasa (13/8).

Pertemuan itu juga dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Lirboyo, KH Anwar Mansyur; Pengasuh Pesantren Sidogiri, KH Nurhasan; Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz; Wakil Rais Aam PBNU sekaligus Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri, KH Anwar Iskandar; Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH Mutawakil Alallah; Wakil Ketua Umum PBNU, Amin Said Husni; Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf; dan lainnya.

Usai pertemuan, Gus Yahya mengatakan bahwa ia ketepatan berada di Surabaya untuk konsolidasi dengan PCNU Surabaya terkait persiapan pelaksanaan Hari Santri 2024.

Dirinya juga dipanggil untuk hadir dan mendengarkan laporan dari Tim Pansus PKB atas pertemuan dan kesepakatan ratusan kiai di Ponpes Tebuireng, Jombang, pada Senin (12/8) soal konflik antara PBNU dengan PKB.

"Sebagaimana diketahui kemarin ada pertemuan di (Ponpes Tebuireng) Jombang untuk membicarakan hal-hal terkait dengan perkembangan di dalam PKB, yang dihadiri oleh Kiai Anwar Iskandar dan Kiai Amin Husni yang mendapatkan tugas dari PBNU untuk mendalami masalah-masalah terkait hubungan antara PKB dengan NU," kata Gus Yahya kepada wartawan usai pertemuan, Selasa (13/8).

Gus Yahya menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan mandat dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk memperbaiki PKB. Hal itu sesuai dengan laporan pertemuan ratusan kiai di Jombang kemarin.

"Dan kemudian saya mendapatkan perintah dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari Kiai Anwar Iskandar dan Pak Amin Husni tersebut," jelasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: