terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Bikin Berat-Tinggi Badan Anak Seret, Ini Bedanya Stunting, Wasting, Underweight - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Bikin Berat-Tinggi Badan Anak Seret, Ini Bedanya Stunting, Wasting, Underweight
Mar 28th 2025, 12:58, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM

Ilustrasi Anak Underweight. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Anak Underweight. Foto: Shutterstock

Masalah berat badan dan tinggi badan anak yang seret selalu bikin orang tua cemas. Tidak sedikit yang khawatir pertumbuhan anak tidak sesuai kurva dan tertinggal dibandingkan anak-anak seusianya.

Nah Moms, penyebab berat badan dan tinggi badan tidak kunjung naik bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya masalah pertumbuhan seperti stunting, wasting, dan underweight. Yuk, pahami apa perbedaan dan faktor penyebabnya, agar Anda lebih aware!

Apa Sih, Bedanya Stunting, Wasting, dan Underweight pada Anak?

Ilustrasi anak stunting. Foto: Kevin Herbian/Shutterstock
Ilustrasi anak stunting. Foto: Kevin Herbian/Shutterstock

Stunting

Menurut dokter spesialis anak, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi berkepanjangan. Atau juga bisa disebabkan oleh infeksi berulang yang dialami si kecil di 1.000 hari pertama kehidupannya.

"Umumnya, stunting ditandai dengan kondisi perawakan pendek di bawah rata-rata tinggi normal anak. Atau di bawah -2 standar deviasi kurva tinggi badan per usia," jelas dr. Reza kepada kumparanMOM.

Beberapa penyebab stunting pada anak, antara lain:

  • Kekurangan nutrisi penting, terutama protein

  • Tingginya frekuensi sakit

  • Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang tidak tertangani dengan baik

Petugas kesehatan mengukur tinggi badan balita saat pelaksanaan program Penanganan Anak Kurang Gizi atau Stunting (Pak Ginting) di Puskesmas Satu Ulu Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/3/2023).  Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Petugas kesehatan mengukur tinggi badan balita saat pelaksanaan program Penanganan Anak Kurang Gizi atau Stunting (Pak Ginting) di Puskesmas Satu Ulu Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/3/2023). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO

Wasting

Sedangkan wasting adalah anak dengan gizi kurang, dengan proporsi berat badan terhadap tingginya sangat kurang atau berada di bawah rentang -2 standar deviasi pada kurva berat badan per tinggi badan.

"Wasting adalah malnutrisi akut dan penurunan zat besi yang baru-baru terjadi dan berlangsung secara cepat. Pada kondisi wasting, perawakan anak akan tampak kurus atau pun sangat kurus. Karena berat badan tidak sepadan dengan tinggi badan," tutur dokter yang praktik di Brawijaya Hospital Antasari itu.

Ilustrasi Anak Underweight. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Anak Underweight. Foto: Shutterstock

Underweight

Bagaimana dengan underweight? Bisa dibilang, underweight adalah kondisi berat badan per usia anak di bawah rata-rata, yaitu -2 standar deviasi kurva berat badan per usia anak.

Underweight terjadi karena kurangnya asupan gizi serta penyakit medis tertentu. Dan kondisi kurang berat badan bisa memengaruhi pertumbuhan lain pada anak, baik tulang, rambut, maupun kulit seseorang," tegas dr. Reza.

Anda bisa memperhatikan tanda-tanda anak mengalami underweight. Mulanya, anak akan tampak kurus. Tetapi, jika kondisi berat badan tidak kunjung naik yang berlangsung lama, maka bisa memengaruhi tinggi badan, sehingga menjadi stunting.

Oleh karena itu, dr. Reza mengingatkan agar memperhatikan tumbuh kembang anak tidak dilakukan dengan penilaian satu parameter saja. Tetapi, setidaknya perlu dilihat dari tiga parameter pertumbuhan.

"Bisa dilihat dari parameter berat badan per usia, tinggi badan per usia, atau pun berat badan per tinggi badan yang dinilai secara berkala," tutup dia.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: