terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Asa Sahrul Kais Rezeki Jelang Lebaran: Jadi Ojol Hingga Jualan Ketupat - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Asa Sahrul Kais Rezeki Jelang Lebaran: Jadi Ojol Hingga Jualan Ketupat
Mar 29th 2025, 12:51, by Rini Friastuti, kumparanNEWS

Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Sahrul (28) dalam kesehariannya merupakan sopir ojek online. Namun di momen menjelang Lebaran, ia banting setir menjadi penjual daun ketupat.

Bersama sang ayah, Sahrul tampak cekatan menyusun 10 daun ketupat menjadi satu ikat, lalu menyerahkannya kepada pembeli. Satu ikatnya dihargai Rp 10 ribu.

Mereka menjual ratusan daun ketupat di pinggir jalan sekitar Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3) pagi. Hari ini merupakan hari kedua dari target 3 hari mereka berdagang jelang Lebaran.

Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Sahrul menjual seikat anyaman daun kelapa muda itu seharga Rp 15 ribu. Tapi kalau emak-emak yang menawarnya, harganya bisa menjadi lebih murah.

Ia membuat sendiri semua ketupat di sana berkat ilmu yang diajarkan sang ayah.

Mereka memilih berdagang ketupat karena 2 hal, tak pulang kampung alias orang Betawi asli dan melihat peluang bisnis di menit-menit akhir ramadan.

Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan

"Modal Rp 500 ribu. Bisa jadi 2.500 ketupat. Untungnya enggak banyak, tapi lumayan buat baju lebaran," tutur Sahrul.

Keduanya berencana untuk berdagang sampai hari terakhir puasa.

Ketupat dan Daging Sapi Potong

Bukan hanya penjual ketupat, penjual daging dadakan juga memadati area pasar. Salah satunya milik Haji Suwandi (60).

Tangannya mahir menguliti kepala sapi yang diletakkan di atas plastik sebelah meja jagal.

Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Senyum lebar terlihat di wajahnya saat ditanya soal penjualan hari ini.

"Lebih laku. Pasti habis soalnya. Kemarin 1 (ekor) sapi habis," katanya kepada kumparan.

Dia biasanya berdagang di Pasar Minggu. Namun melihat momen Lebaran ini, dia memilih berdagang dekat rumah agar dekat dengan sanak keluarga.

Ini hari ketiga Suwandi berjualan daging sapi potong di sana. Daging-daging dan jeroan sapi hasil potongannya dijejerkan di atas meja.

Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Hiruk-pikuk pedagang ketupat bermunculan H-2 Lebaran di kawasan Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Potongan rusuk digantung, sementara tulang-tulang diletakkan di bawah.

Satu orang terlihat meninggalkan tempat Suwandi dengan tentengan. Mona (40), seorang ibu rumah tangga, membeli sekilo daging yang akan dibuat rendang buat keluarga di rumah.

Mona mengaku terlambat berburu daging untuk dimasak saat Lebaran. Meski begitu, ia bersyukur masih ada stok daging di pasar tradisional.

"Karena enggak sempet beli di mal. Sudah habis di sana. Besok juga pasti lebih mahal lagi," katanya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: