terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

3 Perubahan yang Terjadi di Tubuh Suami saat Jadi Ayah - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
3 Perubahan yang Terjadi di Tubuh Suami saat Jadi Ayah
Jan 12th 2025, 12:00, by Yufienda Novitasari, kumparanMOM

Ilustrasi ayah dan bayi baru lahir. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
Ilustrasi ayah dan bayi baru lahir. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock

Saat si kecil lahir ke dunia, itu artinya Anda pun terlahir sebagai seorang ibu dan suami sebagai ayah. Pada momen tersebut, ternyata tak hanya ibu yang mengalami perubahan dalam dirinya, tapi ayah juga ikut mengalami perubahan, Moms.

Dikutip dari New York Times, para ilmuwan baru mulai menemukan bahwa baik pria maupun wanita mengalami perubahan hormon dan otak yang menandai transisi dalam menjadi orang tua baru. Intinya, menjadi ayah adalah fenomena biologis seperti halnya menjadi seorang ibu.

Lantas, perubahan apa saja yang akan terjadi di tubuh pria saat ia memiliki anak? Yuk, simak jawabannya di sini!

Perubahan yang Terjadi di Tubuh Pria saat Jadi Ayah

 Ilustrasi ayah dan bayi.   Foto: Shutterstock
Ilustrasi ayah dan bayi. Foto: Shutterstock

1. Penurunan Kadar Hormon Testosteron

Testosteron merupakan salah satu hormon yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan pubertas pria. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2011, Dr. Lee Gettler, PhD., Antropolog dari Amerika Serikat mengungkapkan bahwa dari penelitian yang dilakukan selama lima tahun terhadap 465 pria yang menjadi ayah, mereka mengalami penurunan testosteron yang lebih signifikan bila dibandingkan dengan mereka yang masih lajang atau sudah menikah.

Penurunan testosteron ini dapat terjadi tepat sebelum dan setelah kelahiran anak pertama mereka. Kendati hingga kini belum ada alasan yang jelas hal apa yang mendorong faktor ini, namun Dr. Gettler mengatakan bahwa semakin rendahnya kadar testosteron ini akan berdampak pada pengasuhan anak yang dilakukan pria tersebut.

"Kami menemukan bahwa jika ayah baru memiliki testosteron lebih rendah sehari setelah bayi mereka lahir, mereka akan melakukan lebih banyak tugas merawat dan hal lainnya yang berkaitan dengan si kecil dalam beberapa bulan pertama kehidupannya," ujarnya.

2. Hormon Oksitosin dan Dopamin Meningkat

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa semakin rendah testosteron pria, maka semakin besar ia akan memproduksi hormon lain, seperti oksitosin dan dopamin saat berinteraksi dengan anaknya. Maka dari itu, merawat anak tak hanya menciptakan bonding yang kuat antara ayah dan si kecil, tapi juga peningkatan neurokimia yang dapat menimbulkan perasaan bahagia, puas, dan hangat.

Ilustrasi ayah menggendong bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi ayah menggendong bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock

3. Perubahan pada Cara Kerja Otak

Otak juga tampak mengalami perubahan struktural untuk memastikan bahwa para ayah ini dapat menunjukkan keterampilannya dalam hal pengasuhan anak. Pada tahun 2014, Dr. Pilyoung Kim, PhD., ilmuwan saraf perkembangan di The University of Denver, Inggris membuat penelitian dengan memeriksa 16 ayah baru melalui mesin MRI.

Penelitian tersebut pun dilakukan dua kali. Pertama, saat ayah baru memiliki bayi berusia 2-4 minggu. Kemudian kedua, pada saat bayi berusia antara 12-16 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi perubahan otak yang mencerminkan hal-hal yang sebelumnya terlihat pada ibu baru. Area tertentu di dalam bagian otak tersebut berkaitan dengan kedekatan, pengasuhan, empati, dan kemampuan untuk menafsirkan serta bereaksi secara tepat terhadap perilaku bayi.

Sementara itu, Dr. Shir Atzil, PhD., psikolog di The Hebrew University of Jerusalem, Israel sekaligus pemimpin penelitian tersebut percaya bahwa otak ayah telah beradaptasi dengan cara yang sama, tapi berbeda untuk memastikan bahwa mereka dapat terikat dengan merawat si kecil, meski dirinya tak melahirkan.

"Baik ibu maupun ayah dipersiapkan untuk menunjukkan tingkat motivasi dan penyesuaian yang sama dengan bayi," tutur. Dr. Atzil.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: