Konten TikTok: Pengusaha Singgung Kualitas Susu Lokal, Peternak Sebut Sesuai SNI Nov 13th 2024, 14:09, by Focus by kumparan, Focus by kumparan @kumparan Di Boyolali, Jawa Tengah, sekitar 50 ribu liter susu ditumpahkan oleh ratusan peternak dan pengepul sebagai aksi protes. Susu yang berharga ratusan juta rupiah ini terpaksa dibuang karena tak bisa masuk ke industri pengolahan. Setiap harinya, sekitar 30 ribu liter susu hasil produksi mereka tak terserap. Sebagian dibagikan ke warga secara gratis, sementara sisanya dibuang ke tempat pembuangan sampah. Penurunan serapan susu ini mulai terasa sejak September 2024, dengan alasan yang disampaikan pihak industri, seperti perbaikan mesin, penurunan daya beli masyarakat, hingga pengetatan standar kualitas. Namun, kondisi ini tidak hanya terjadi di Boyolali; para peternak di Pasuruan, Jawa Timur, juga mengalami hal yang sama. Akibatnya, sejak saat itu, sekitar 500 ribu liter susu terbuang begitu saja karena basi dan tak terpakai. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar. Di satu sisi, kebutuhan susu dalam negeri sangat tinggi, sementara produksi lokal baru mampu memenuhi 20 persen dari total kebutuhan. Namun, pabrik justru membatasi penyerapan susu. Para peternak menduga salah satu penyebabnya adalah kehadiran susu impor yang mungkin tak kalah murah dari susu lokal. Ironisnya, upaya petani dalam menyediakan susu untuk bangsa malah tersisih di negeri sendiri. focus aksibuangsusu news svl buangsusu peternak sususapi demo ekonomi pasar pasuruan jawatimur boyolali susuimpor bicarafaktalewatberita kumparan ♬ original sound - kumparan - kumparan @kumparan Pengusaha pengolahan susu mengungkap alasan susu peternak lokal tak bisa diserap industri. Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS), Sony Effendhi, mengungkapkan salah satu alasannya susu dari peternak tak sesuai standar keamanan. "Kebetulan tuh TPC-nya atau tablet cone-nya (Total Plate Count atau TPC) itu tinggi, sehingga gak sesuai dengan standar food safety, keamanan pangan. Sehingga gak bisa diterima," kata Sony di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (11/11). Bahkan, Sony mengaku pernah menemukan beberapa susu yang dicampur dengan campuran lain, seperti air, minyak goreng, sugar syrup, karbonat, dan sebagainya. Namun, peternak lokal sekaligus pengepul susu perah sapi asal Pasuruan, Jatim, Bayu Aji Handayanto, membantah jika susu hasil peternakannya tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Menurut Bayu, hal ini dapat ditunjukkan dari kadar Total Solid (TS), yang jadi indikator penentuan kualitas susu, hasil produksinya yang di atas angka minimum. Bayu bilang TS susu hasil peternakannya 12,5-12,8 persen. Sementara menurut SNI, angka minimal TS adalah 11,3 persen. Walau begitu, katanya, jika dibandingkan dengan susu impor, kualitas susu yang dihasilkan oleh peternakannya memang kalah. Namun, tetap berada di atas standar. 📸: Dok. kumparan, Antara. #focus #aksibuangsusu #news #videonews #buangsusu #peternak #sususapi #demo #ekonomi #pasar #pasuruan #jawatimur #boyolali #susuimpor #bicarafaktalewatberita #kumparan ♬ original sound - kumparan - kumparan @kumparan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi memastikan produksi peternak dan koperasi susu di bawah binaan Kemenkop dapat terserap oleh industri pengolahan susu (IPS). Pihaknya bakal koordinasi sama koperasi susu dan IPS di seluruh Indonesia buat menjamin penyerapan produksi susu koperasi. Tak cuma itu, Budi juga bakal koordinasi sama Kemendag guna meninjau regulasi impor susu. "Ini yang harus kita lakukan langkah-langkah untuk peninjauan permasalahan dan regulasi yang ada, kondisi ini diperparah lagi dengan para pelaku IPS yang mengimpor bukan dalam susu segar tapi dalam bentuk skimmed atau susu bubuk," kata Budi Arie di Kementerian Koperasi, Jakarta (11/11). Sementara itu, Mentan Amran mengatakan bakal ada regulasi mengenai kewajiban industri untuk menyerap produksi susu lokal. Dia pun telah melakukan koordinasi bersama Mensetneg Prasetyo Hadi, mengundang industri pengolahan susu, importir susu sapi, gabungan peternak sapi perah, sampai dinas daerah terkait. 📸: Dok. kumparan, Antara, kumparan/Abid Raihan, kumparan/Widya Islamiati. #focus #aksibuangsusu #bisnis #videonews #buangsusu #budiarie #menterikoperasi #peternak #sususapi #demo #ekonomi #pasar #pasuruan #jawatimur #boyolali #susuimpor #bicarafaktalewatberita #kumparan ♬ original sound - kumparan - kumparan @kumparan Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) mengungkap persoalan kualitas merupakan hal utama yang menyebabkan serapan susu lokal minim. Isu kualitas susu juga disebut muncul karena kehadiran loper susu. Direktur Eksekutif AIPS, Sony Effendhi, menyebut dalam tata niaga persusuan, susu disalurkan dari peternak ke kelompok peternak, lalu ke Koperasi Unit Desa (KUD) kemudian ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Belakangan, ada kehadiran loper susu yang mengambil susu dari peternak secara door to door dengan harga lebih tinggi dari yang dibayar KUD. Permasalahannya, loper ini tidak memiliki peralatan yang memadai untuk pengecekan dan penyimpanan susu dalam pendinginan. Akibatnya susu yang disimpan untuk menunggu waktu setoran diberi zat tambahan agar susu tidak rusak selama penyimpanan. Sony juga mendapati adanya peternak atau oknum yang menambahkan beberapa zat untuk meningkatkan volume susu dengan air, sirup gula, minyak nabati dan pengental. Dalam kondisi ini, potensi zat berbahaya menjadi hal yang diantisipasi oleh industri karena industri memprioritaskan keamanan pangan dan keselamatan konsumen. "Kadang-kadang dari peternak, kadang-kadang dari oknum itu nambahkan air supaya volumenya nambah gitu kan, nah supaya tidak menjadi encer mereka nambahkan sirup gula gitu kan, mereka menambahkan minyak nabati, mereka nambahkan pengental kayak gini gitu ya. Ada zat berbahaya, ada yang berbahaya, ada yang gak gitu kan," jelasnya lebih lanjut. 📸: Dok. kumparan. #focus #aksibuangsusu #bisnis #videonews #buangsusu #budiarie #menterikoperasi #peternak #sususapi #demo #ekonomi #pasar #pasuruan #jawatimur #boyolali #susuimpor #bicarafaktalewatberita #kumparan ♬ original sound - kumparan - kumparan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar