terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Pengamat Bisa Hitung Ribuan Burung Migran di Jogja, Bagaimana Caranya? - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Pengamat Bisa Hitung Ribuan Burung Migran di Jogja, Bagaimana Caranya?
Oct 27th 2024, 16:46, by Pandangan Jogja Com, Pandangan Jogja

Burung layang-layang asia kini lebih banyak beristirahat di kabel yang melintang did epan PKU Muhammadiyah, Jalan Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Foto: Danang Bakti K/Pandangan Jogja
Burung layang-layang asia kini lebih banyak beristirahat di kabel yang melintang did epan PKU Muhammadiyah, Jalan Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Foto: Danang Bakti K/Pandangan Jogja

Burung migran layang-layang asia (Hirundo rustica) kembali tiba di Yogyakarta pada musim migrasi tahun ini. Burung-burung ini banyak bertengger di kabel-kabel sepanjang Jl KH Ahmad Dahlan, di barat titik Nol Kilometer Jogja.

Pada 2 Oktober lalu, Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) mencatat ada 1.293 individu yang terhitung. Bagaimana pengamat menghitung jumlah burung migran yang sangat banyak ini?

Peneliti burung dan Guru Besar Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Pramana Yuda, menyebutkan dua metode utama yang sering digunakan untuk menghitung burung layang-layang asia: teropong atau binokuler dan kamera.

Pengamat sedang melakukan pengamatan menggunakan binokuler atau teropong. Foto: Danang Bakti K/Pandangan Jogja
Pengamat sedang melakukan pengamatan menggunakan binokuler atau teropong. Foto: Danang Bakti K/Pandangan Jogja

Pada metode teropong, pengamat menghitung burung satu per satu dalam lingkaran pandang teropong. Setelah selesai pada satu area, teropong digeser ke area berikutnya. Jumlah total burung dihitung dengan mengalikan jumlah lingkaran pandang sepanjang kabel atau area tempat burung bertengger.

"Dalam satu pandangan teropong itu, kita hitung berapa ekor, lalu geser ke arah kabel berikutnya. Setiap lingkaran dalam teropong kita hitung, kemudian tinggal dikalikan sepanjang kabel berapa lingkaran," ujar Pramana kepada Pandangan Jogja, Jumat (25/10).

Pramana Yuda (paling kanan) foto bersama para pengamat burung dari PPBJ. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Pramana Yuda (paling kanan) foto bersama para pengamat burung dari PPBJ. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja

Metode lain adalah penghitungan menggunakan kamera, di mana pengamat mengambil foto burung yang bertengger dan mengelompokkan area burung dalam model kotak-kotak kecil untuk memudahkan perhitungan. Teknologi kamera yang semakin canggih juga memungkinkan penghitungan lebih akurat dengan video.

"Cara lain yang lebih teliti adalah dengan mengambil foto, lalu kita buat model klaster menggunakan kotak-kotak agar bisa dihitung ulang. Dengan adanya kamera digital atau HP yang zoom-nya bagus, bisa juga kita gunakan video, kemudian capture untuk menghitung ulang," jelas Pramana.

Proses pengamatan dan pencincinan burung layang-layang asia di Yogya oleh PPBJ. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Proses pengamatan dan pencincinan burung layang-layang asia di Yogya oleh PPBJ. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja

Namun, Pramana mengakui adanya potensi bias dalam pengamatan, terutama jika pengamat memiliki tingkat keterampilan yang berbeda. Selain itu, ada burung lain yang terkadang turut bertengger, sehingga kemampuan identifikasi jenis burung sangat diperlukan.

Penghitungan burung migran ini juga dibantu oleh Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ).

"Proses perhitungan ini bisa dilakukan sendiri, tetapi biasanya dibantu paguyuban pengamat burung agar lebih cepat. Tugasnya biasanya dibagi, misalnya dari tiang ini sampai tiang itu dihitung siapa," katanya.

"Orang yang bertugas menghitung harus punya kemampuan identifikasi jenis, terutama untuk membedakan spesies, karena terkadang ada jenis lain yang ikut bertengger, seperti layang-layang batu," tutup Pramana.

Burung migran layang-layang asia sedang bermigrasi di sebuah pohon di Yogyakarta. Foto: Dok. PPBJ
Burung migran layang-layang asia sedang bermigrasi di sebuah pohon di Yogyakarta. Foto: Dok. PPBJ

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: