terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
AS Mundur dari JETP, RI Kehilangan Dana Hibah Transisi Energi Rp 1 Triliun - my blog
Apr 15th 2025, 14:31, by Abdul Latif, kumparanBISNIS
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) PLN Indonesia Power (PLN IP). Foto: PLN Indonesia Power
Keputusan Amerika Serikat (AS) mundur dari komitmen pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) menyebabkan Indonesia kehilangan dana hibah (grant) hampir USD 70 juta atau setara Rp 1 triliun.
Hal ini seiring dengan keinginan Presiden AS Donald Trump menarik AS dari perjanjian iklim Paris untuk yang kedua kalinya di periode masa pemerintahannya di awal tahun ini.
JETP merupakan kesepakatan bernilai USD 21,6 miliar atau sekitar Rp 310 triliun, menjadi pendanaan iklim terbesar di dunia yang diluncurkan saat KTT G20 Indonesia oleh pemerintah dan kelompok negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) yang awalnya dipimpin AS dan Jepang.
Dengan mundurnya AS, maka anggota JETP saat ini tinggal 9 negara yaitu Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Prancis, Norwegia, Italia, Inggris. Peran co-lead AS di JETP kemudian digantikan oleh Jerman.
Kepala Sekretariat JETP Indonesia, Paul Butarbutar, mengatakan AS berkontribusi pada pendanaan sekitar USD 2 miliar. Namun, keputusan mundurnya AS dari JETP hanya berdampak pada berkurangnya pendanaan hibah.
"Jadi yang terdampak sebenarnya hanya sekitar USD 60 juta, di bawah USD 70 juta yang terdampak. Bukan pinjaman, tapi berupa grant (hibah)," kata Paul saat ditemui di Kantor Pusat PLN, Selasa (15/4).
Paul mengatakan, AS telah memberikan garansi atau jaminan supaya Indonesia bisa meminjam ke World Bank untuk membiayai kegiatan transisi energi sudah terpenuhi. Kesepakatan itu telah diteken pada tahun 2024 alias sebelum AS mundur dari komitmen JETP.
Maka dari itu, kata dia, garansi sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 16,8 miliar masih bisa digunakan Indonesia jika sewaktu-waktu membutuhkan pendanaan proyek transisi energi.
"Sampai sekarang tetap bisa dipakai karena garansinya itu sudah ditandatangani antara Amerika dan Bank Dunia pada tahun 2024, jadi kita kalau mau pakai bisa," jelas Paul.
Selain itu, Paul mengatakan AS juga sudah menyepakai investasi dari Development Paris Cooperation yang juga senilai USD 1 miliar. Investasi tersebut bisa langsung dicairkan untuk proyek.
"Itu tidak terpengaruh, jdi mau apapun kalau kita butuh, kalau ada proyek butuh pendanaan, kita bisa pakai yang itu," tegasnya.
Paul mengungkapkan sejauh ini pendanaan JETP yang sudah cair mencapai USD 1 miliar, yang berasal dari beberapa negara meliputi Jepang, Jerman, Inggris, dan lainnya.
"Misalnya PLTP Muara Laboh sudah disetjui dan mereka sudah mulai bangun, ada yang dari ADB (Asian Development Bank) untuk PLTP Patuha, ada yang untuk PLN transmisi," kata Paul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar