terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
May 11th 2024, 06:48, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada perdagangan hari Jumat (10/5). Ketiga indeks kembali membukukan kenaikan mingguan karena investor menganalisis komentar dari pejabat Federal Reserve dan menantikan data inflasi pada pekan depan.
S&P 500 dan Dow sedikit lebih tinggi dan Nasdaq berakhir tidak berubah. Ketiga indeks menguat minggu ini dengan saham blue-chip Dow meraih persentase kenaikan terbesar sejak pertengahan Desember.
Komentar dari beberapa pejabat Fed membantu menetapkan ekspektasi seiring para pelaku pasar menantikan data inflasi pekan depan.
"Tidak ada seorang pun yang benar-benar ingin mengambil posisi besar sebelum minggu depan," kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. "Dan kita memasuki masa di mana orang-orang cenderung keluar rumah lebih awal pada hari Jumat."
"Cerita terbesarnya adalah penurunan Sentimen Konsumen, namun di luar itu tidak banyak hal yang perlu diperhatikan," tambah Carlson.
Rata-rata Industri Dow Jones (.DJI) naik 125,08 poin atau 0,32 persen menjadi 39.512,84. Sementara S&P 500 (.SPX) naik 8.6 poin atau 0.16 persen menjadi 5,222.68. Nasdaq Composite (.IXIC) turun 5,40 poin, atau 0,03 persen menjadi 16.340,87.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS) menikmati persentase keuntungan terbesar.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengakui petunjuk baru-baru ini bahwa perekonomian sedang melambat, namun menambahkan waktu penurunan suku bunga masih belum pasti.
Dengan nada yang lebih hawkish, Presiden Fed Dallas Lorie Logan mengatakan tidak jelas apakah kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi ke target bank sentral sebesar 2%.
Petunjuk kemajuan menuju target tersebut akan muncul minggu depan ketika Departemen Tenaga Kerja merilis indeks harga Konsumen dan Produsen (CPI dan PPI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar