terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Pertumbuhan Ekonomi RI Wajib di Level 5,6 persen Agar 2029 Bisa Capai 8 Persen - my blog
Feb 18th 2025, 16:33, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Suasana Gedung bertingkat di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025). Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia setidaknya 5,6 persen untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.
Andry mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi RI tidak bisa langsung dalam satu tahun sebesar 1 persen. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu naik namun secara bertahap.
"Kalau kita ingin tumbuh di 8, hitungan kami pertumbuhan 2025 ini paling tidak harus di 5,6 persen. Jadi memang kita tidak bisa kemudian tumbuh langsung directly dari 5 persen ke 6 persen terus kemudian ke 7 persen," katanya di DPR RI, Selasa (18/2).
Andry mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029, Indonesia perlu menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) hingga di bawah 5 persen. ICOR adalah parameter menentukan tingkat efisiensi investasi di suatu negara.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
"Nah dari sini kita melihat hitungan kami itu memang membutuhkan paling tidak Rp 3.000 triliunan untuk masuk kepada fresh money untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Dengan demikian, Andry menyatakan bahwa Indonesia perlu berdaya saing. Menurutnya, daya saing bisnis Indonesia masih perlu ditingkatkan.
"Indeks daya saing yang tercermin dari EODB masih tertinggal dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Padahal dari sisi potensi bisnis, tingkat profitabilitas bisnis di Indonesia masih cukup kompetitif bahkan dibandingkan dengan mayoritas negara maju di Asia-Pasifik," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar