terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Tahu Seperti Sudah Menjadi Keluarga Sendiri Bagi Bu Ambar Nasabah BRI

Bu Ambar, nasabah BRI yang mempunyai usaha tahu. Foto: Moh Fajri/kumparan
Bu Ambar, nasabah BRI yang mempunyai usaha tahu. Foto: Moh Fajri/kumparan

Wajah Bu Ambar siang itu tidak terlihat lelah. Padahal, sudah dari pagi hari perempuan paruh baya tersebut menjajakan tahu di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Ramainya pasar tradisional dan aroma tahu memang sudah menjadi hal yang tidak asing lagi bagi Bu Ambar. Sejak sebelum menikah, ia sudah membantu keluarganya memproduksi tahu.

Saat itu, Bu Ambar hanya memproduksi, tanpa ikut menjualnya ke pasar. Pada tahun 2000, ia mulai terjun langsung ke pasar.

"Tahun 2000 sudah produksi tahu cuma punya ibu. Terus aku nikah, kita bikin sendiri. Artinya ngelanjutin, dikasih modal sama ibu," kata Ambar saat berbincang dengan kumparan di kawasan Poltangan, Pasar Minggu, Jumat (19/4).

Bu Ambar lalu menjalankan usaha tahu tersebut dengan berpindah tempat dari Mampang ke Poltangan, Pasar Minggu. Saat ini, Bu Ambar bisa memproduksi 1 ton kedelai per hari.

Aktivitas usahanya dimulai pukul 03.00 WIB untuk merendam kedelai. Setelah direndam, prosesnya baru dilanjutkan lagi pukul 08.00 WIB mulai dari menggiling hingga menggoreng. Biasanya, proses produksi yang kini dibantu oleh 7 pegawai itu selesai sore hari.

Bu Ambar lalu membawa tahu tersebut ke Pasar Minggu. Ia mengaku tidak kesulitan mencari pembeli. Sebab, pelanggan yang digaet ibunya dulu masih setia membeli tahu Bu Ambar.

"Ya kita kan tinggal nerusin, sudah ada (pelanggan), tinggal nerusin enggak buka dari awal. Sudah insyaallah masih terus. Pelanggan ada 50 an lebih, apalagi habis lebaran ini," ujar ibu dari dua anak tersebut.

"Yang beli bukan hanya langganan. Kalau habis lebaran gini yang pelanggan mereka belum pada datang tapi pembeli lumayan lah ramai banget," tambahnya.

Bu Ambar juga menyuplai tahu ke penjual lainnya. Menurutnya, langkah itu membantu usahanya semakin meningkat. Ia mengaku ada peluang untuk menaruh tahunya di swalayan atau supermarket. Namun, Bu Ambar tidak mengambil peluang tersebut karena masih mau fokus jualan di pasar.

"Pernah dulu dimintain ada yang masukin ke swalayan, cuman kurang memadahi enggak kayak di pasar gitu lakunya. Seminggu paling berapa, enggak kayak di pasar setiap hari habis. Kalau di pasar fresh, baru baru, terus kalau di supermarket sampai berhari-hari," ungkap Ambar.

Berkembang Lewat KUR BRI

Usaha tahu yang dijalankan Bu Ambar. Foto: Moh Fajri/kumparan
Usaha tahu yang dijalankan Bu Ambar. Foto: Moh Fajri/kumparan

Bu Ambar mengakui perjalanannya mengembangkan usaha tahu tidak terlepas dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI. Sejak 2000 atau pertama kali menjalankan usaha sendiri, Bu Ambar sudah dibantu BRI.

Saat itu, perempuan asal Pemalang yang merantau ke Jakarta ini mendapat bantuan dana Rp 10 juta. Ia menilai angka Rp 10 juta di tahun 2000 sudah besar untuk ukuran dia yang baru memulai usaha sendiri.

"Langsung KUR tahun 2000. Tadinya kita ngontrak kan terus ada di situ tanah dijual kita beli tapi uangnya kurang. Pakai BRI pinjam Rp 10 juta, waktu itu setoran Rp 600 ribu, jangka 3 atau 2 tahun. Terus kita sampai sekarang dari BRI," ungkap Bu Ambar.

Jumlah pinjaman yang diajukan Bu Ambar ke BRI terus meningkat seiring dengan perkembangan usahanya. Tertinggi, ia bisa mendapatkan dana mencapai Rp 500 juta.

"Tertinggi pinjaman itu Rp 500 juta itu di BRI, pernah Rp 200 juta. Rp 10 juta, Rp 200 juta, ini yang baru ngambil baru setoran mau 2 bulan ini," terang Bu Ambar.

Bu Ambar mengaku sudah lebih dari 7 kali meminjam di BRI. Ia menilai proses yang dilaluinya untuk mendapatkan dana tersebut tidak rumit.

Saat ditanya berapa penghasilannya saat ini, Bu Ambar belum mau mengkalkulasinya. Yang pasti, kata Bu Ambar, perputaran uangnya bisa untuk menjalankan usaha, setor ke BRI, membayar sewa di pasar, hingga gaji para karyawan.

"Ada biaya sewa di pasar tiap bulan ada, tahunan ada. Kemarin baru bayar tahunan Rp 3,5 juta setahun. Bulanan Rp 150 sebulan, itu enggak termasuk yang Rp 3,5 juta tadi. Jadi tahunan ada, bulanan ada. Ya kita ngikutin prosedur pasar karena kita nyari makan di situ," ujar Bu Ambar.

Sementara untuk gaji karyawan tidak dibayarkan per bulan. Karyawan bisa menyimpan gajinya di Bu Ambar. Lalu, diambil saat ada keperluan seperti pulang kampung. Sayangnya, Bu Ambar tidak mau membeberkan berapa pengeluarannya untuk membayar gaji.

"Biasanya anak-anak 3,5 bulan pulang kampung baru totalan (gaji). Enggak per bulan gajiannya, kecuali mau lebaran itu semuanya bareng. Mau beli rokok, jajan, apa kasbon. Rantauan semua, enggak ada orang sini asli, rata-rata Jatim, Jateng, Sunda," ungkap Bu Ambar.

Bu Ambar dan keluarganya memang sudah kenyang pengalaman menjalankan usaha tahu. Namun, bukan berarti ia sudah berpuas diri dan mau berhenti dengan apa yang sudah didapatkannya selama ini.

Bu Ambar masih ingin menjalankan usaha sebagaimana mestinya dan melayani para pembeli tahu yang setia menemani perjalanannya.

Tidak ada komentar: