BANDUNG – Sebuah prasasti sepanjang 180 sentimeter dengan lebar 70 sentimeter dan tinggi 55 sentimeter, dibiarkan terbengkalai selama empat tahun di sebuah permukiman Kampung Cimaung RT 7/7, Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Prasasti itu tidak jauh dari pemukiman warga.
Diperkirakan, prasasti itu berasal dari abad XIV-XVIII. Pada prasasti berbahan batu andesit tersebut terdapat dua baris tulisan. Tulisan pertama memiliki panjang 15 sentimeter, sedangkan tulisan kedua memiliki panjang 20 sentimeter. Baris pertama terdiri atas enam huruf sementara baris kedua terdiri atas 12 huruf. Tulisan pada baris pertama memiliki tinggi 2,5 sentimeter, sedangkan tulisan kedua 3,5 sentimeter.
Prasasti itu ditemukan Budi Sutiana (32), seorang warga setempat, sekitar pada 2006 silam. Saat itu, Budi mengaku, tidak terlalu memperhatikan batu yang tertancap di sekitar rumahnya. Namun, Budi yang bekerja di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional ini baru menyadarinya setelah mendapat proyek membuat kalender sunda.
"Ternyata aksara yang tercatat di prasasti itu jenisnya sama dengan aksara Sunda pada proyek kalender yang akan saya buat," kata Budi kepada wartawan, Selasa (5/10/2010). Saat itu, Budi pun mengaku langsung melaporkan penemuan itu ke Balai Pelestarian dan Nilai Tradisional.
Sementara itu, peneliti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT), Nandang Rusnanda mengatakan, diperkirakan prasasti itu berasal dari abad XIV-XVIII. Aksara pada prasasti itu cukup rapi. Jika diartikan, tulisan dalam prasasti berbunyi "Unggal Jagat Jalma Hedap".
"Pesan itu jika memiliki arti 'seluruh manusia di muka bumi bakal menghadapi sesuatu'. Diprediksi, prasasti itu berasal dari abad XIV-XVIII," kata Nandang kepada wartawan.
Lutfi Yondri, peneliti dari Balai Arkeologi Bandung mengatakan, tulisan pada prasasti itu diperkirakan dibuat oleh seseorang yang ingin mengaktualisasikan diri. Dia mengaku akan meneliti lebih lanjut penemuan prasasti tersebut, apakah ada kaitannya dengan prasasti yang ada di Bandung mulai dari Dago hingga Rancaekek.
Puluhan ribu artikel unik, menarik lucu hanya di ikuti FB & Twitternya hanya di Unikaja.com
Diperkirakan, prasasti itu berasal dari abad XIV-XVIII. Pada prasasti berbahan batu andesit tersebut terdapat dua baris tulisan. Tulisan pertama memiliki panjang 15 sentimeter, sedangkan tulisan kedua memiliki panjang 20 sentimeter. Baris pertama terdiri atas enam huruf sementara baris kedua terdiri atas 12 huruf. Tulisan pada baris pertama memiliki tinggi 2,5 sentimeter, sedangkan tulisan kedua 3,5 sentimeter.
Prasasti itu ditemukan Budi Sutiana (32), seorang warga setempat, sekitar pada 2006 silam. Saat itu, Budi mengaku, tidak terlalu memperhatikan batu yang tertancap di sekitar rumahnya. Namun, Budi yang bekerja di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional ini baru menyadarinya setelah mendapat proyek membuat kalender sunda.
"Ternyata aksara yang tercatat di prasasti itu jenisnya sama dengan aksara Sunda pada proyek kalender yang akan saya buat," kata Budi kepada wartawan, Selasa (5/10/2010). Saat itu, Budi pun mengaku langsung melaporkan penemuan itu ke Balai Pelestarian dan Nilai Tradisional.
Sementara itu, peneliti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT), Nandang Rusnanda mengatakan, diperkirakan prasasti itu berasal dari abad XIV-XVIII. Aksara pada prasasti itu cukup rapi. Jika diartikan, tulisan dalam prasasti berbunyi "Unggal Jagat Jalma Hedap".
"Pesan itu jika memiliki arti 'seluruh manusia di muka bumi bakal menghadapi sesuatu'. Diprediksi, prasasti itu berasal dari abad XIV-XVIII," kata Nandang kepada wartawan.
Lutfi Yondri, peneliti dari Balai Arkeologi Bandung mengatakan, tulisan pada prasasti itu diperkirakan dibuat oleh seseorang yang ingin mengaktualisasikan diri. Dia mengaku akan meneliti lebih lanjut penemuan prasasti tersebut, apakah ada kaitannya dengan prasasti yang ada di Bandung mulai dari Dago hingga Rancaekek.
Puluhan ribu artikel unik, menarik lucu hanya di ikuti FB & Twitternya hanya di Unikaja.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar