Juru bicara kelompok Republik Maluku Selatan, Wim Sopacua, menyatakan, kelompoknya menyesalkan pembatalan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Belanda. Tadinya, kelompok Republik Maluku Selatan berharap dapat bertemu muka dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
\
'Kami sangat menyesalkan pembatalan itu karena bilamana pengadilan memutuskan diharuskannya pertemuan muka dengan muka, itu penting,' ujar Wim Sopacua seusai menghadiri sidang perdana di Den Haag, Belanda, Selasa (5/10/2010).
RMS mengajukan mendaftarkan tuntutan ke pengadilan belanda terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap sejumlah aktivis Republik Maluku Selatan (RMS) yang ditahan Pemerintah Indonesia. Dalam salah satu butir tuntutannya, RMS meminta penangkapan atas Presiden Yudhoyono.
Terkait digelarnya sidang ini, Presiden Yudhoyono membatalkan kunjungannya ke 'Negeri Kincir Angin' itu. Presiden berpendapat, pengadilan itu melecehkan harga diri bangsa Indonesia karena digelar bersamaan dengan kunjungan kenegaraan kepala negara.
Wim mengaku optimistis tuntutannya akan dikabulkan oleh pengadilan Belanda. 'Kami sangat yakin kalau dari segi hukum, tentu bisa dipenuhi oleh pengadilan,' ujarnya.
Menurut Wim, RMS juga meminta Presiden Yudhoyono menjelaskan letak makam pemimpin RMS, Dr Christiaan Robert Steven Soumokil, yang tewas pada masa kepemimpinan Soeharto.
'Permohonan ini sudah kami sampaikan kepada Perdana Menteri Belanda untuk disampaikan kepada SBY agar memberitahu kami, di mana makam Steven Soumokil. Dan, Perdana Menteri sudah beri jawaban dan akan disampaikan ke SBY. Ini adalah permintaan istri mendiang Dr Soumokil, yang terus mempertanyakan kuburan mendiang suaminya. Semoga SBY bisa memberitahu, di mana makamnya,' ujar Wim.
Sumber: INFORMASI DAN PENGETAHUAN UMUM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar