Berbagai peristiwa-peristiwa yang cukup mengagetkan seperti, pemakaian boraks, pewarna yang berbahaya, pemakaian formalin yang berlebihan pada beberapa jajanan favorit dipinggir jalan, hingga pemakaian deterjen pada ikan asin agar keliatan lebih bersih dan putih, atau pemakaian pewarna pada ikan kakap putih, biar menjadi kakap merah. Supaya di pasaran lebih mahal. Kali ini topic kita masalah minuman.
Sejauh ini, hampir semua kalangan hanya menyoroti masalah minuman2 yang mengandung alcohol, Suplemen berbahaya, Zat warna, serta unsur2 lain yang membahayakan tubuh saja. Dan melupakan bahaya bahan minuman yang kelihatanya putih bersih dan menyegarkan. Yang biasa di campurkan dalam minuman2, Hampir dapat dipastikan. Penyegar minuman ini selalu disediakan di warung pinggir jalan sampai di Retoran siap saji. Penyegar minuman yang putih bersih ini adalah Es Batu. Apakah kita pernah berfikir. Bagaimana dan air apa Es Batu itu di produksi oleh pabriknya. Dan apa bahaya yang ditimbulkan bila kita campurkan ke minuman, lalu kita minum.
Pabrik Es Batu tak mungkin menggunakan bahan air masak. Juga tak mungkin menggunakan air mineral. Karena jika menggunakan dua bahan ini akan menambah cos pengeluaran yang sangat tinggi. Sehingga tak kan imbang sama sekali dengan harga jualnya. Bahkan menggunakan Air PDAM pun juga masih tak impas. Lalu dari air apa Es Batu yang biasa kita minum di sembarang tempat tersebut.
Agar memperoleh keuntungan tinngi, maka pihak pabrik mengambil bahan dari air Sungai. Bayangkan apa saja yang terkandung di air Sungai. Kotoran manusia, kotoran Hewan, Sampah, bangkai dll. Bila pabrik jauh dari Sungai, maka, mereka mengambil bahan dari air sumur yang mereka gali di sekitar pabrik. Bayangkan. Bila sumur tersebut telah padat penduduk. Yang dikandung dalam air sumur tersebut, tak jauh beda dengan air sungai tadi.
Agar menjadi kelihatan putih bersih, maka, pihak pabrik menambahkan kapurit (pemutih). Lalu dimasukan kedalam peti pendingin. Jadilah balok2 Es Batu yang putih bersih dan bening. Awalnya Es Batu ini hanya digunakan untuk mengawetkan bahan makanan (ikan, buah dan sayuran) atau mendinginkan minuman botol pada kotak2 yang tidak memiliki sistem refrigerator. Nah ..Untuk keperluan itulah ijinnya si pemroduksi pada pemerintah, untuk mendirikan Pabrik Es Batu. Makanya tak diawasi oleh badan POM (Indonesia). Karena ijin nya bukan barang untuk dikonsumsi. Sialnya para penjaja makanan dan minuman dimanapun, mulai di pinggir2 jalan hingga Restoran, menggunakan Es Batu ini, pada minuman dingin yang mereka jual. Es Teh Manis, Es Degan, Es Juice, Es Doger,dll. Yang membuat kita menelan ludah ketika melihat minuman ini kala teri Matahari. Lebih sial lagi, Justru kita malah meminta minuman dengan Es Batu di mana kita makan atau minum.
Tahukah kalian, setelah tim investigasi TransTV mencoba mengambil sampel secara acak di beberapa penjual yang menggunakan Es Batu pada aneka minuman, dan kemudian mengetesnya di laboratorium, terbukti dalam es itu mengandung bakteri E-COLI jauh diatas batas normal (10.000 - 20.000 per 100 mL). Dengan kata lain. Es Batu ini mengandung bakteri hampir Setara dengan (maaf) kotoran manusia. Air Es Batu lebih kotor dari pada air toilet. Anda suka munum minuman dingin di warung tepi jalan, atau Restoran siap saji? Mulai sekarang anda harus berhati2. Karena hasil penelitian telah terbukti Es Batu yang disediakan di Restoran Fast Food mengandung lebih banyak kuman dibanding air Toilet. Karena selain kotornya air bahan pembuat Es Batu, masih ditambah kotoran yang ada dalam mesin pendingin, tak terjaminya kebersihan saat prosesi pembuatan. Dan tak terjaminya kebersihan penempatan Es Batu sebelum dinasukan dalam gelas. Ihh…
Anda kerap merasa kurang nyaman menggunakan air yang berada di kamar mandi umum? Tentunya Anda tak bisa menjamin kebersihan air tersebut. Tapi apakah Anda pernah berpikir dari mana asal air yang dibekukan menjadi Es Batu di restoran siap saji? Lalu anda minum?. Sepertinya Anda harus mengubah anggapan bahwa Es Batu yang berasal dari restoran siap saji aman untuk dikonsumsi
Sebuah penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa 70% Es Batu restoran siap saji lebih memiliki banyak kuman dibandingkan air toilet. Penelitian ini dilakukan oleh seorang anak perempuan yang baru berusia 12 tahun, Jasmine Roberts. Lewat penelitian ini Jasmine berhasil mendapatkan penghargaan proyek sekolah menengah. membuktikan penelitian ini dengan mengambil contoh Es Batu dan Air Toilet, dari lima restoran siap saji yang berada di wilayah Florida Selatan. Setelah lengkap, ia melakukan pengecekan bakteri dari contoh Es Batu dan air toilet itu, di University of South Florida. Dari hasil tes positif ditemukan bakteri E.coli yang biasanya terdapat dari sisa air pembuangan yang menyebabkan timbulnya beberapa jenis penyakit. 'Bakteri ini seharusnya tak berada di dalam Es Batu. Jasmine membantu kita memperingatkan adanya bahaya kesehatan yang bisa disebabkan oleh Es Batu ini,' ungkap Dr. David Katz kontributor masalah kesehatan 'Good Morning Amerika' seperti dilansir detikhot dari ABC News,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar