Kebebasan jurnalistik kadang kebablasan baik yang mengandung SARA, pornografi maupun yang mencela individu. Masih ingatkah anda majalah "Tempo" yang dibredel saat Orde Baru dan dicabut izin terbitnya, kemudian bisa terbit lagi setelah "Reformasi" bergulir. Pers kembali memiliki kebebasan seluas-luasnya... sakign luasnya sampai kebablasan, ibarat seorang anak selalu dikekang orang tuanya saat orang tuanya tidak ada maka akan main sebebas-bebasnya...
Bagaimana tidak bebas banyak sekali majalah tabloid ataupun koran era tahun 1999-2005 sarat dengan "esek-esek" berbau "porno". Majalah dengan mengumbar aurat wanita mulus dengan mempertontonkan paha, payudara kadang (maaf) sampai sedikit transparan kelihatan alat vitalnya bebas dinikmati tidak hanya Lelaki dewasa tapi juga anak-anak. Namun semuanya telah berlalu, pemerintah masih sadar bahwa ini akan merusak generasi penerus.
Bagaimana dengan di luar negeri?? Apakah itu Playboy, The New Yorker, Rolling Stones, Time Magazine, Life, The Economist, Wired, dll, yang sering mengundang kontroversi. Dan apa pun alasannya, beberapa sampul buku ini telah menjual banyak majalah dan beberapa tidak merasa apa-apa selain rasa malu. Coba lihat sampul majalah-majalah dibawah ini, bagaimana menurut anda?
Bagaimana tidak bebas banyak sekali majalah tabloid ataupun koran era tahun 1999-2005 sarat dengan "esek-esek" berbau "porno". Majalah dengan mengumbar aurat wanita mulus dengan mempertontonkan paha, payudara kadang (maaf) sampai sedikit transparan kelihatan alat vitalnya bebas dinikmati tidak hanya Lelaki dewasa tapi juga anak-anak. Namun semuanya telah berlalu, pemerintah masih sadar bahwa ini akan merusak generasi penerus.
Bagaimana dengan di luar negeri?? Apakah itu Playboy, The New Yorker, Rolling Stones, Time Magazine, Life, The Economist, Wired, dll, yang sering mengundang kontroversi. Dan apa pun alasannya, beberapa sampul buku ini telah menjual banyak majalah dan beberapa tidak merasa apa-apa selain rasa malu. Coba lihat sampul majalah-majalah dibawah ini, bagaimana menurut anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar