Ratusan kerangka ditemukan di lokasi pertambangan terpencil di Zimbabwe. Sebelumnya, ini dimanfaatkan sebagai lokasi propaganda politik pendukung Presiden Robert Mugabe.
Fallen Heroes of Zimbabwe Turst, sebuah kelompok yang dikenal sebagai partai pendukung Mugabe, mengatakan telah menemukan lebih dari 640 jenazah di bekas tambang emas Chibondo, dekat provinsi Mount Darwin, 110 mil dari Harare.
Meskipun kelompok itu mengklaim tubuh yang ditemukan merupakan korban kekejaman kolonial yang dilakukan di bawah kepemimpinan Ian Smith, ahli patologi mengatakan bukti visual menunjukkan pembunuhan itu terjadi dalam waktu dekat saat negara mereka dilanda kekerasan akibat pemilu dan pembunuhan bermotif politik.
Saat evakuasi, berdasarkan keterangan Daily Mail, tampak militan menyanyikan lagu revolusioner, meneriakkan slogan yang mencela Perdana Mentteri Morgan Tsvangirai, tokoh pro-Barat,.
"Di bawah naungan kulit putih. Tidak boleh seorang pria kulit putih berada di negara ini," teriak para penduduk.
Masyarakat sekitar juga tampak menari di sekitar situs mayat itu. Hal tersebut dianggap sebagai ritual kuno untuk menenangkan roh penduduk yang tewas oleh kaum berkulit putih sebelum kemerdekaan pada 1980.
Saat penggalian kerangka dan tulang, mayat itu berbaring di tumpukan acak. Tampak mereka tertutup dengan seprai, selimut, bahkan peti mati. Rambut dan pakaian mereka juga masih terlihat jelas.
Anehnya, dari situs penguburan massal itu masih tercium bau busuk. Maryna Steyn, antropolog forensik dari University of Pretoria di Afrika Selatan, mengatakan bahwa manusia tidak seharusnya menyisakan bau yang kuat setelah 30 tahun. Selain itu, beberapa mayat masih memiliki sisa-sisa kulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar