WILLIAM Hudenko, seorang ahli psikologi dari Ithaca College mengatakan, tawa telah menjadi bahasa komunikasi sejak jutaan tahun silam, bahkan sebelum manusia memiliki kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata. Contoh, bayi tertawa sebagai alat komunikasi sebelum bisa berbicara. ??
'Dengan tertawa, manusia bisa menyampaikan maksudnya bernegoisasi, memantapkan keadaan, atau setuju pada sesuatu,' kata Hudenko, dilansir dari Live Science, Jumat (31/7).
Tertawa bukan hanya disebabkan oleh hal lucu saja. Ada dua jenis tertawa yaitu tawa sungguhan yang berasal dari rasa senang dan tawa sebagai pesan sosial. ? Tawa tidak selalu berkaitan dengan humor, sesuatu yang lucu, atau menggembirakan. Orang tertawa juga
Dalam studi tentang tawa, ditemukan pula bahwa rata-rata manusia tertawa 30 kali lebih sering jika sedang bersama orang lain ketimbang sedang sendirian. Hal ini berarti, tertawa adalah sebagai media komunikasi dengan orang lain, fenomena sosial. ??
Hudenko membagi tawa dalam dua karakteristik, yaitu tawa yang mengeluarkan bunyi dan yang tidak berbunyi. Dia menduga, tawa tanpa suara biasanya lebih sering dipakai untuk kegiatan interaksi sosial. Sedangkan tawa yang mengeluarkan suara lebih keras disebabkan karena gembira atau menemukan hal yang lucu.
Tawa bersuara disertai goncangan perut umumnya merupakan tertawa yang spontan. Sedangkan tawa tanpa mengeluarkan suara adalah bentuk ekspresi diri.??'Namun untuk memahami itu, kami perlu mengadakan penelitian lebih mendalam,' kata Hudenko.***
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar