terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Hujan buatan

PERNAH mendengar hujan buatan? Wah apakah itu berarti kita manusia sudah bisa “membuat” hujan sendiri? Bagaimana caranya? Apakah dengan “menyemprotkan” air dari pesawat terbang? Berapa banyak air yang di”terbangkan”? Kenapa diperlukan hujan buatan?
Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian 1947 oleh Bernard Vonnegut.
Yang sebenarnya dilakukan oleh manusia adalah menciptakan peluang hujan dan “mempercepat” terjadinya hujan. Nama yang digunakan sebagai upaya “membuat hujan” adalah menjadi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
image_previewDi Sekolah kamu tentu tahu tentang proses terjadinya hujan kan? Yaitu dikenal dengan siklus hidrologi, ada penguapan air, pembentukan awan, dan turun menjadi hujan.
Nah yang dilakukan oleh manusia pada TMC, adalah “mempengaruhi” proses yang terjadi di awan sebagai “dapur” pembuat hujan. Sehingga mempercepat peluang terjadinya hujan.
Bahan untuk “mempengaruhi” proses yang terjadi di awan terdiri dari dua jenis yaitu


  1. Bahan untuk “membentuk” es, dikenal dengan glasiogenik, berupa Perak Iodida (AgI)
  2. Bahan untuk “menggabungkan” butir-butir air di awan, dikenal dengan higroskopis, berupa garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl), atau CaCl2 dan Urea.
hal14Bahan-bahan ini “disebar” dengan bantuan Pesawat terbang, Roket, dan disebar dari daerah tinggi (misal : puncak gunung). Penyebaran bahan “bibit hujan” tadi, harus memperhatikan kondisi yang akurat tentang arah angin, kelembaban dan tekanan udara, peluang terjadinya awan. Kerap terjadi, bahan-bahan yang sudah “disebar” tadi tidak menghasilkan hujan, justru “hilang” begitu saja.
Di Indonesia, upaya “hujan buatan” ini diperlukan untuk :
  1. Antisipasi Ketersediaan Air, misal pengisian waduk, danau, untuk keperluan air bersih, irigasi, pembangkit listrik (PLTA)
  2. Antisipasi Kebakaran hutan/lahan, kabut asap
Nah jika hujan tiba, dapatkah kamu menduga-duga, apakah ini hasil “hujan buatan” atau bukan ?. Oh ya kualitas air “hujan buatan” tidak terlalu berbeda dengan “hujan asli” lho, kamu tidak perlu khuatir air hujan nya berasa “asin” atau berbau.***
(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: